Hidayatullah.com–Keputusan mantan pimpinan IAEA dan penerima hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Elbaradei untuk mengundurkan diri dari bursa calon presiden Mesir mendapat tanggapan dari sejumlah kalangan, di antaranya kelompok Islam.
Alasan pengunduran diri Elbaradai, yang menilai pemerintah militer gagal membawa Mesir ke alam demokrasi, mendapat tanggapan dari tokoh Al Ikhwan Saad Al Katatny.
Sekjen Partai Kebebasan dan Keadilan itu menggambarkan Elbaradei sebagai seseorang yang “bernapas pendek”.
Menurut Katatny, revolusi Mesir sudah menunjukkan pencapaiannya, termasuk dengan terselenggaranya pemilihan parlemen baru-baru ini.
“Tidak ada yang bisa mempertanyakan patriotisme Elbaradei,” ujar Katatny, kepada reporter TV Al Nahar, Sabtu, dikutip Al Mishry Al Yaum (15/01/2012).
“Ia berkontribusi pada mobilitas politik setelah kembali dari luar negeri. Pernyataan pengunduran dirinya menyuarakan keyakinan bahwa penguasa negara ini belum memenuhi harapan. Saya berharap ia memiliki keuletan tinggi, tapi kita harus menghormati pilihannya.”
Katatny bercerita bahwa ia berkomunikasi dengan Elbaradei pada 27 Januari 2011, di awal revolusi.
“Saya katakan kepadanya bahwa jika ia tidak pulang kembali ke Mesir maka ia akan melewatkan revolusi.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sementara itu, jurubicara Partai An Nur, Nader bakar, menilai keputusan Elbaradei untuk mengundurkan diri adalah reaksi terhadap kemenangan partai-partai Islam dalam pemilu yang baru lalu.
“Kami berharap Tuhan akan memberikannya kesuksesan di bidang lain, di mana ia dapat melayani negaranya. Dia harus mencoba mencari keberuntungan dalam bidang yang lain,” katanya kepada TV Mehwar.*