Hidayatullah.com–Pasukan keamanan Pakistan Sabtu malam (10/12/2011) mengambil alih sebuah pangkalan udara strategis yang ditinggalkan pasukan Amerika Serikat.
Pakistan menyuruh Amerika Serikat mengosongkan pangkalan udara Shamsi di Provinsi Balokhistan, setelah jet-jet dan helikopter NATO menggempur dua pos perbatasan Pakistan pada 26 Nopember lalu dan menewaskan 24 prajurit.
Menurut media AS dan Pakistan yang dikutip Xinhua (11/12/2011), Amerika Serikat menggunakan pangkalan tersebut sejak akhir 2001 untuk mendukung operasi militernya di Afghanistan dan memarkir pesawat-peswat tak berawak yang dipakai untuk menggempur wilayah pedalaman Pakistan.
Perdana Menteri Yusuf RAza Gilani mengatakan pekan lalu bahwa Amerika Serikat telah diminta untuk mengosongkan pangkalan itu sebelum 11 Desember.
Stasiun televisi Pakistan Geo melaporkan, Korps Perbatasan mengambil alih pangkalan itu pada Sabtu malam, setelah sebagian besar personel Amerika meninggalkan tempat itu.
“Hanya satu pesawat kargo Amerika yang masih terparkir di pangkalan udara itu, yang akan mengangkut personel dan peralatan tersisa,” lapor Geo TV mengutip sejumlah sumber.
Para petugas dari Penerbangan Sipil Pakistan juga tiba di lokasi, untuk mengambil kontrol penuh lapangan udara itu setelah personel AS yang tersisa meninggalkannya.
Hari Juma’t, Geo TV melaporkan bahwa AS memindahkan lima pesawat mata-matanya dari Shamsi ke Afghanistan. AS juga mencopoti barak-barak terbuat dari fiber yang dibangun untuk tempat menginap personel militernya.
Baru-baru ini pejabat militer Pakistan di Balokhistan mengatakan, para petugas AS di pangkalan tersebut membakar sejumlah perlengkapan, yang menurutnya hal itu biasa dilakukan karena dianggap tidak layak untuk dibawa pergi.
Pihak Amerika belum lama ini mengatakan bahwa mereka punya rencana cadangan di Afghanistan, jika pangkalan udara Shamsi ditutup.
Geo TV melaporkan, pangkalan tersebut selanjutnya akan dialihkan kepada Uni Emirat Arab setelah Amerika selesai melakukan evakuasi.
Marsekal Udara Rao Qamar Suleman, KSAU Pakistan, dalam pertemuan khusus dengan parlemen pada bulan Mei setelah pembunuhan Usamah bin Ladin oleh pasukan AS, mengatakan bahwa pangkalan udara Shamsi berada di bawah kendali Uni Emirat Arab.
Media Pakistan kemudian memberitakan bahwa UEA mengizinkan Amerika Serikat untuk menggunakan pangkalan itu sebagai basis serangan pesawat tak berawak ke wilayah pedalaman Pakistan. Saat pangkalan diserahkan kepada UEA, lapangan udara di sana hanya bisa mendaratkan pesawat-pesawat kecil.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Saluran televisi Pakistan melaporkan, pihak Amerika Serikat yang memperluas landasan pacu sehingga pesawat-pesawat besar bisa mendarat di Shamsi.
Uni Emirat Arab awalnya menggunakan lapangan udara itu untuk mendaratkan pesawat kecil, yang mengangkut para petinggi negara itu saat mereka ingin berburu di Pakistan.
Geo TV melaporkan, Pakistan mengirim petugas imigrasi ke pangkalan itu untuk memfasilitasi evakuasi para personel Amerika.*
Keterangan foto: Personel militer Amerika Serikat meninggalkan pangkalan udara Shamsi.