Hidayatullah.com—Tanda-tanda intervensi Amerika dengan Zionis-Israel untuk ‘menggempur” Iran nampaknya sudah mulaoi terasa. Sabtu (5/11/2011) malam waktu setempat, Presiden Israel, Shimon Peres mengatakan serangan militer ke Iran sangat mungkin terjadi. Pernyataan ini dikeluarkan Peres beberapa hari menjelang laporan PBB soal program nuklir Iran.
“Intelijen di berbagai negara yang mengawasi Iran merasa sangat khawatir dan menekan pemerintah mereka untuk memperingatkan bahwa Iran sangat siap menggunakan senjata nuklir,” kata Peres dalam sebuah wawancara televisi seperti dikutip BBC.
Alasan Nuklir
Sebelumnya, surat kabar Haaretz melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak mencari dukungan kabinet untuk menyerang Iran, yang oleh Israel dan Barat diduga tengah mengembangkan senjata nuklir.
Surat kabar Israel Haaretz edisi Ahad (6/11/2011), menyebutkan sikap Menteri Pertahanan Amerika Leon Panetta selama kunjungannya ke Tel Aviv, sekitar satu bulan lalu, di mana berusaha meminta penjelasan sikap pemerintah Zionis terhadap masalah proyek nuklir Iran. Namun Panetta belum mendapatkan janji secara jelas dari PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Perang Israel Ehud Barak untuk bersumpah menahan diri dari melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan Amerika Serikat.
Ha’aretz juga mengutip para pejabat Amerika yang mengatakan kepada media massa Amerika tentang kekhawatiran mereka Tel Aviv akan menyerang Iran secara militer tanpa memberitahu Amerika Serikat terlebih dahulu.
Sementara itu, Presiden Israel Shimon Peres mengatakan bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pekan ini akan menerbitkan laporannya seputar pada proyek nuklir Iran.
“Tampaknya laporan itu akan menunjukkan bahwa Iran memang berusaha untuk memiliki senjata nuklir,” ujarnya dikutip IRIB.
Haaretz juga melaporkan, belum diambil keputusan apapun soal serangan militer ke Iran. Tetapi, hasil laporan pengawas nuklir Iran yang akan dirilis pada 8 November mendatang akan menjadi salah satu acuan keputusan pemerintah Israel.
Dalam laporannya, Haaretz mengatakan sebanyak 15 anggota kabinet keamanan Israel sejauh ini masih menentang rencana serangan militer ke Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan laporan soal nuklir Iran itu didasarkan pada klaim-klaim palsu.
“Saya yakin dokumen itu sangat lemah dari sisi keasliannya. Namun jika mereka berkeras, maka silakan rilis dokumen itu. Lebih baik sesekali langsung menghadapi bahaya dari pada selalu dalam bahaya,” kata Salehi seperti dikutip sejumlah media Iran.
Para ahli Israel menggambarkan program nuklir Iran harus diwaspadai. Sementara itu Menlu Israel Avigdor Lieberman mengatakan laporan IAEA itu akan mengungkap tujuan militer Iran sesungguhnya.
Lieberman secara terbuka berharap Iran akan menjadi sasaran sanksi dunia internasional selanjutnya.
Israel secara konsisten memperingatkan pilihan yang tersisa terkait program nuklir Iran yang dikhawatirkan negara-negara barat bisa memicu perang nuklir.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Nuklir Israel
Sementara di sisi lain, Zionis-Israel sendiri telah mengembangkan energi nuklis yang dampaknya justru membahayakan warga Palestina. Belum lama ini, sebuah kelompok dengan bantuan Al-Khalil (Hebron) University, mempelajari dampak yang mungkin timbul dari reaktor nuklir Dimona Israel, yang terletak di padang pasir Negev sekitar 30 km dari desa Avaria. Gubernur al-Khalil, Hemed Kamel mengatakan, “Tahun lalu kami membunuh lebih dari 2.000 anjing di wilayah kami. Mereka tidak berperilaku normal dan sangat agresif dan ukurannya besar-besar. “
“Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi peningkatan tajam pada gangguan Thyroid, kemandulan kelahiran abnormal dan kasus kanker,” kata Mahmoud Sa’adeh, satu dari 10.000 fisikawan international terkemuka untuk Pencegahan Perang Nuklir, dalam sebuah wawancara dengan Press TV. *