Hidayatullah.com–Rand Corporation awal bulan ini, Selasa (04/10/2011), mengumumkan mempunyai presiden dan kepala eksekutif baru. Organisasi nirlaba yang berpusat di Santa Monica itu mengangkat Michael D. Rich sebagai presiden kelimanya.
Rich, 58, telah menduduki kursi di jajaran kepemimpinan Rand selama dua dekade. Ia akan mengisi kursi yang ditinggalkan James A. Thomsen, yang menjabat sejak 1989 dan mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan April lalu.
“Saya sangat percaya dengan pernyataan yang mengatakan bahwa analisis yang ketat dan obyektif akan menghasilkan kebijakan yang efektif,” kata Rich dalam sebuah pernyataan.
“Saya berharap untuk memperluas dan mempekokoh tradisi itu dalam tahun-tahun mendatang.”
“Tidak ada orang yang memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang institusi ini dan saya menaruh hormat atas kapasitas Michael yang dapat mengatasi berbagai isu luas yang dihadapi Rand,” kata Thomson.
Dewan pengawas Rand, yang dipimpin ketuanya Paul H.Kaminski, yang menunjuk Rich untuk menduduki jabatan sebagai presiden.
Masukan untuk Amerika
Tujuh tahun lalu, dalam sebuah laporan berjudul “Five Pillars of Democracy
How the West Can Promote an Islamic Reformation”, lembaga ini memberi banyak masukan kepada pemerintah Amerika untuk mensikapi terhadap umat Islam di seluruh dunia.
Laporan yang ditulis oleh salah satu penelitinya, Cheryl Bernard itu memberi masukan untuk kebijakan pemerintah Amerika, khususnya dalam soal pemberantasan ekstrimisme, dan pengembangan bidang sosial, ekonomi, politik melalui proses demokratisasi.
Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Dr Hamid Fahmy Zarkasy dalam tulisannya di hidayatullah.com menyebut, masukan Rand kepada AS itu adalah sebuah proyek ‘pembaratan’ dan “amerikanisasi’ terhadap kaum Muslim.
“Karena tujuannya untuk mem-Barat-kan umat Islam, maka ia hanya memilih elemen-elemen dan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan Barat saja untuk dikembangkan. Ini tentu untuk memuluskan jalannya modernisasi, westernisasi dan Amerikanisasi. Bahkan lebih praktis lagi Bernard menyarankan agar Barat memberikan “bantuan” bagi pengembangan nilai-nilai Barat tersebut kedalam pemikiran ummat Islam. Bantuan itu kini telah mengucur ke berbagai LSM-LSM di Indonesia,” tulis Hamid.
Seperti diketahui, salah satu peneliti Rand, Cheryl Bernard adalah sosiolog yang pernah menulis novel-novel feminis yang memojokkan ulama dan menyatakan wanita dalam Islam itu tertindas.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sedang suami, Zalmay Khalilzad, blasteran Afghan-Amerika pernah menjadi asisten khusus Presiden George W Bush dan Ketua Dewan Keamanan Nasional (National Security Council (NSC) khusus untuk teluk Persia dan Asia Barat-Daya. Selain itu ia pada tahun 1980 bekerja di bawah Paul Wolfowitz pada Policy Planning Council. Pada saat terjadi perang terhadap Iraq tahun 1991, Zalmay menjadi sekretaris menteri pertahanan.
Di bawah lembaga yang dibiayai oleh Smith Richardson Foundation inilah, Cheryl dan Rand sering memberi masukan untuk Divisi Riset Keamanan Nasional (National Security Research Division) yang banyak merugikan kaum Muslim.*
Keterangan: Kantor Rand Corp