Hidayatullah.com–“Setelah 10 tahun penjajahan asing, kebudayaan Afghanistan berubah menuju nilai-nilai Barat yang murahan,” kata Habibullah Hesam kepada koresponden kantor berita Fars di Kabul, Sabtu (08/10/2011).
Menurut tokoh agama itu, sebelum Amerika Serikat menginvasi negaranya, budaya masyarakat adalah berdasarkan nilai-nilai Islam dan tradisi nasional Afghanistan.
“Sebagian besar dari proyek besar politik di belakang pengiriman pasukan asing ke Afghanistan, berfokus pada menimbukan pesimisme terhadap nilai-nilai spiritual Islam dan mengasingkan pemikiran publik Afghanistan dari nilai-nilai Islam untuk kemudian diganti dengan budaya Barat,” kata Hesam.
Menurutnya, pejabat Amerika juga menggunakan peristiwa 9/11 untuk menimbulkan citra buruk terhadap Islam.
Hesam mempertanyakan validitas cerita tentang peristiwa itu yang dibuat oleh pemerintah AS.
“Peristiwa 11 September tidak berhubungan Islam maupun Muslim. Itu adalah proyek yang dipimpin oleh para pejabat Amerika Serikat,” tegas Hesam.
Hal serupa pernah diungkapkan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, saat berpidato di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bulan September lalu. Menurut Ahmadinejad, Amerika Serikat mengambil untung dari serangan 11 September dengan menjadikannya alasan menyerang Afghanistan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Dikatakan bahwasanya 3.000 orang mati pada 11 September, yang membuat kita semua sedih. Sementara hingga kini, di Afghanistan dan Iraq ratusan ribu orang telah terbunuh, jutaan orang terluka dan kehilangan tempat tinggal. Dan konflik masih terus berlangsung dan meluas,” kata Ahmadinejad, seperti dikutip Fars.*