Hidayatullah.com—Keterbatasan waktu untuk datang ke gereja membuat kalangan muda Belanda memanfaatkan dunia maya, demikian menurut suster Elvira Maria dari Karmelit, “Hati Ilahi Yesus”, Belanda.
“Di Belanda, makin sedikit anak-anak muda yang datang ke gereja. Sementara mereka tetap memiliki pertanyaan akan keimanan. Sayangnya lagi, banyak paroki dan pendeta tidak terbuka bagi mereka. Ini bisa terjadi karena keterbatasan waktu atau karena mereka pikir para remaja toh’ tidak tertarik. Orang muda tidak punya siapa-siapa, tetapi melalui internet Anda dapat berkomunikasi dengan mereka,” demikian dikutip Radio Nederland.
Sepuluh tahun lalu, Suster Elvira Maria iseng-iseng mengakses internet. Tiba-tiba seorang anak muda menghampirinya dan bertanya; “Suster, bisakah kita mengobrol di MSN?” Waktu itu dia tidak tahu apa-apa mengenai komputer sama sekali, tapi lalu menyusul ketinggalannya dengan cepat.
“Banyak remaja yang menghubungi saya dan bertanya mengenai iman, pendidikan dan hubungan mereka. Mereka bisa mengajukan pertanyaan apa saja. Jika mereka bertanya, saya akan menjawab jujur. Pembicaraan kemudian berlanjut dengan sendirinya,” ujarnya. Elvira mengakui, pembicaraan semacam itu memakan waktu tapi dia melakukannya dengan penuh cinta, demikian sang suster.
Karena keasikan, kiniElvira Maria sudah membuat profil laman sendiri di situs jejaring sosial Facebook.
Namun tak semua biarawati lain aktif secara online, tapi mereka benar-benar mendukung. Termasuk biarawati tertua di biara, yang berusia 92 tahun.
“Jika ada anak muda yang sedang mengalami kesulitan, mereka mengatakan, tolong sampaikan salam dari kami di emailmu dan katakan kami berdoa untuknya. Jadi para biarawati itu memang tidak terlibat secara fisik dalam dunia maya, tetapi hatinya iya.”
Salah satu hasil dari aktivitas internetnya adalah sudah ada dua perempuan muda yang bergabung di biaranya. Tapi menurutnya, itu bukanlah tujuan utama.
“Jika saya hanya mencoba merekrut remaja perempuan dan laki-laki ke dalam seminari, tentulah motivasi saya harus dipertanyakan. Keinginan untuk membantu adalah motivasi utama saya. Tetapi jika ada seseorang yang sampai terpanggil, tentu saja itu luar biasa.”
Tetap Berisiko
Internet juga dapat mengalihkan perhatian para suster dari jalan yang benar. Salah seorang biarawati bahkan sampai ada yang terlibat dengan aliran sesat, Satanisme.
“Internet tidak boleh mendominasi kehidupan Anda sebagai seorang biarawati,” ucap Maria Elvira. “Ibadah adalah nomor satu. Jika di internet Anda terlibat dengan hal-hal yang bukan urusan kita, maka Anda tidak setia pada kehidupan Anda sendiri, kepada Yesus. Ini yang bisa menjerumuskan.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Suster Digital
Suster Maria Elvira juga memberikan kursus. Dia baru-baru ini diundang oleh Vatikan di Roma untuk mengajari para biarawati lain bagaimana mereka bisa menggunakan internet.
Melalui petualangannya di dunia maya, dia juga dikenal sebagai Suster Digital dan Suster 2.0.
“Tentu saja saya menganggap hal itu lucu. Di Italia, seseorang pernah berkata: Suster, di sini Anda disebut ‘guru del web’, guru online. Hahaha. Di kesempatan lain, dalam sebuah konferensi saya pernah dijuluki sebagai Suster 2.0. Saya pikir: apa pula itu maksudnya? Saya adalah seorang biarawati. Memang tidak asing dengan hal-hal duniawi. Sama sekali tidak. Tapi saya juga bukan ahli komputer.”
Hanya saja, jika kedatangan beribadah terus digantikan dengan internet, maka, bisa jadi suatu hari gereja benar-benar sepi pengunjung. *