Hidayatullah.com–Surat kabar Inggris The Guardian melaporkan bahwa Amerika Serikat berencana untuk mengirim peralatan militer non-tempur senilai 25 juta dolar untuk pemberontak Libya.
Peralatan yang direncanakan akan dikirimkan oleh Departemen Pertahanan Amerika itu meliputi kendaraan, obat-obatan, perlengkapan pelindung, serta perangkat komunikasi. Langkah Pentagon ini dikeluarkan menyusul keputusan Inggris, Prancis, dan Italia mengirimkan penasehat militer ke Libya.
The Guardian juga menambahkan bahwa langkah tersebut tidak memerlukan persetujuan Kongres, akan tetapi butuh persetujuan Presiden Barack Obama. Bantuan tersebut akan disampaikan kepada Dewan Transisi Nasional.
Bantuan Amerika tersebut bertepatan dengan janji Presiden Prancis Nicolas Sarkozy kepada pimpinan Dewan Transisi Nasional Mustafa Abdul Jalil. Sarkozy mengatakan kepada Abdul Jalil, “Kami akan membantu Anda.”
Menteri Pertahanan Inggris William Fox mengatakan bahwa banyak dari para pemberontak Libya yang tidak memiliki pengalaman militer dan hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang persenjataan dan teknologi militer.
Tambahnya lagi, cara terbaik untuk membantu pemberontak Libya itu adalah dengan dukungan kemampuan teknik untuk mengatur diri mereka.
Hingga saat ini, pemerintah Libya tetap siap dan bersedia untuk mencapai gencatan senjata, termasuk penghentian serangan udara NATO.
Dalam sebuah wawancara, Menteri Luar Negeri Libya Abdul Athi Obeidi mengatakan, “Jika sudah tercapai gencatan senjata yang sebenarnya, maka sangat memungkinkan bagi rakyat Libya untuk melakukan dialog. Akan tetapi dialog masih tidak dapat dilaksanakan dalam sitausi seperti ini.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia juga membantah tuduhan yang mengatakan bahwa Tripoli tidak serius dalam gencatan senjata.
“Ini tidak benar. Kami serius mengenai hal ini (gencatan senjata). Namun gencatan senjata membutuhkan saling pengertian dan mediasi,” tegasnya.*