Hidayatullah.com–Pemimpin Libya Muammar Qadhafi bersumpah tidak meninggalkan negaranya dan bersedia mati “syahid” sementara demonstrasi anti pemerintah berkecamuk di Libya. Qadhafi berpidato dengan penuh emosi yang disiarkan televisi pemerintah hari Selasa (22/2), dengan mengatakan ia adalah “seorang revolusioner”.
Ia bahkan bersumpah untuk terus melawan para demonstran yang menuntutnya mundur.
Ia juga mendesak rakyat Libya ikut membela negara itu terhadap mereka yang menggerakkan pergolakan itu, orang yang disebutnya sebagai “gerombolan” atau “teroris”.
Pemimpin Libya itu mengatakan ia berbicara dari salah satu rumah yang di bom Amerika dan Inggris tahun 1986.
Qadhafi kini kehilangan dukungan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahannya selagi sejumlah pejabat Libya di dalam dan di luar negeri mengundurkan diri atau membelot sebagai tanggapan atas penumpasan mematikan oleh Qadhafi atas demonstrasi di Libya yang menuntut penyingkirannya.
Semua demonstrasi itu mencerminkan tantangan terbesar bagi kekuasaan Qadhafi sejak ia mengambil alih kekuasaan tahun 1969.
Para saksi mata di Tripoli mengatakan helikopter dan pesawat tempur menghantam daerah-daerah sipil hari Senin sementara tentara sewaan asal Afrika dan orang-orang bersenjata yang pro Qadhafi melepaskan tembakan membabi buta untuk meneror penduduk.
Televisi pemerintah Libya hari Selasa mengatakan laporan-laporan media asing mengenai pembantaian di negara itu adalah “dusta” yang bertujuan untuk menghancurkan semangat juang publik.
Para diplomat Libya di beberapa negara mengatakan mereka telah memutuskan hubungan dengan Qadhafi untuk memprotes serangan pasukan Qadhafi terhadap para demonstran.
Duta Besar Libya untuk Amerika Ali Aujali menghimbau agar pemimpin Libya itu supaya mundur. Beberapa duta besar Libya lainnya mengatakan mereka mengundurkan diri termasuk dua duta besar untuk India , Indonesia dan diplomat senior di Tiongkok.
Kedutaan Libya di Malaysia dan Australia mengatakan mereka tidak lagi mewakili Qadhafi.
Menteri Kehakiman Mustafa Abdul-Jalil mengundurkan diri hari Senin untuk memprotes penumpasan itu, sementara dua pilot pesawat tempur Libya mengalihkan jet mereka ke Malta, mengatakan mereka membelot setelah diperintahkan untuk menyerang para demonstran.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sementara itu, media Russia Today edisi bahasa Arab pasukan pengaman Presiden Libya, Muammar Qadhafi, yang dikenal Brigade Muhammad al-Migraif, dikabarkan telah membelot dan bergabung dengan barisan demonstran di Tripoli.
Laporan terbarunya, mengkonfirmasikan munculnya friksi dalam tubuh pemerintah di tengah kekacaun Libya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Qadhafi meletakkan jabatan dan menyeru segera mengundurkan diri. *