Hidayatullah.com—Gejolak politik yang melanda Mesir rupanya berimbas ke berbagai belahan dunia. Di antaranya di Inggris.
Hari Sabtu (5/2) kemarin, unjuk rasa bersar-besaran solidaritas untuk rakyat Mesir yang berlansung di London. Sekitar seribu orang lebih melakukan unjuk rasa yang berlangsung di di depan Kedubes Amerika, di Grosvenor Sq, jantung kota London.
Demonstrasi bertujuan menghimbau Barat untuk mengakhiri campur tangan politik mereka di Mesir dan medukung revolusi di Mesir.
Sebelum melakukan demo ke Kedutaan Mesir para pengunjuk rasa solidaritas untuk mesir berkumpul di depan Kedubes Amerika. Yang hadir dalam aksi itu adalah para politisi dari Partai Labour (Labour Party), aktifis, wartawan dan wakil dari Forum Solidaritas untuk Palestina, Wakil dari Walikota London, wakil dari Mesir yang berada di bawah payung “Koalisi Anti Perang”, menyampaikan solidaritas serta dukungan bagi rakyat Mesir yang tengah melakukan protes serta rovulisi agar Mobarak lengser dari jabatan kepresidenannya.
Seorang saksi mata yang baru saja dari Menuturkan jalannya aksi menuntut Hosni Mubarak mundur.
“Saya berada di sana selama 4 hari, saya begitu terkesan oleh demonstrasi yang begitu inspiratif namun begitu teraturnya, dihairi dari berbagai latar belakang baik agama dan paham, tua muda, anak-anak, bahkan bayi dan bayangkan mereka menggunakan plakat dari kardus bekas ditulis dengan spidol, mereka membacakan puisi, bernyanya/bernasyid, demo dilakukan dengan tenang dan damai sampai kedatangan preman yang diduga pendukung Mubarak,” ujar Judith Orr dari Stop War editor & office.
“Jaringan internet dan telefon selular sengaja diputus oleh rezim sehingga kami tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun, apalagi dengan dunia luar. Begitu juga akses untuk wartawan sangat ketat bahkan sudah ada yang meninggal. Saya sampaikan salut saya untuk rakyat Mesir yang begitu sabar dan penuh determenasi untuk menyampaikan protesnya,” tambah Judith yang juga ikut meliput saat-saat jutaan orang Mesir berdemo.
“Saya kembali di sini dan apa yang saya baca di media, mereka lebih obsess terhadap Islamisme. Mereka takut kalau Muslim berada di pemerintahan. Bukankah Muslim juga berhak untuk berdemokrasi juga?”
Pernyataan Judith ini kontan mendapat applause dan tepukan tangan luar biasa dari para pendemo.
Orator lainnya menambahkan, “Saya tidak heran kalau rakyat Mesir marah..karena dalam kondisi yang yang sangat mencekam, bayangkan mereka mereka cuma bisa mengais $2 sehari? Sementara uang yang ada lebih difoukuskan untuk membeli peluru, senjata dan kapal jet perang..untuk membantu Israel, yang didukung oleh Amerika..”
Tariq Ali, seorang analis politik Inggris juga ikut memberikan sambutan. “Selama 30 tahun Barat telah mendukung diktatorime di Mesir. Dan selama 30 tahun ini pula mereka mengatakan kepada kita bahwa semuanya beres, baik-baik saja. Kebrutalan di Mesir yang selama ini tertutupi akan terus berlangsung kalau mereka masih masih berkuasa bersama militer di Mesir.”
“Barat ingin mengganti Mubarak dengan seseorang yang kurang begitu dikenal sebagai penyiksa (pembunuh) dia adalah Suleiman. Kita tahu siapa itu Suleiman? Dia yang selama ini telah bolak-balik antara London dan Washington menyampaikan informasi untuk menangkap dan menyiksa opang-orang yang menurut mereka menenntang kebijakan mereka.”
Karena itu, Tariq mendesak agar Mubarak turun. “Tapi sekarang militer itu sendiri telah terbagi yang berpihak kepada rejim dan yang berpihak kepada para pemndemo bahkan menunjukan persaudaraan mereka..ini adalah moment penting sebagai kunci,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil dari Solidaritas untuk Palestina juga menyampaikan orasinya yang menyimpulkan betapa rakyat di Gaza dan umumnya Palestina akan tertolong dengan perbatasan Rafahnya di mana rejim Mubarak selalu menutup rapat akan perbatasan ini baik itu untuk bantuan kemanusiaan dan kesehatan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mantan Walikota London Ken Levingston menyampiakan maafnya tidak bisa hadir karena ia tengah mengalami sakit tenggorokan namun dukungannya dan solidaraitasnya telah ia sampaikan melalui secarik kertas bahwa dirinya mendukung rakyat Mesir dengan menyebut “an inspiration for the whole world”.
Para pengunjuk rasa mulai berteriak menyampaikna yel-yel di saat mereka mulai meluncur di jalan London. “Down, down Mubarak” and “1, 2, 1, 2, 3” Some chanted, “One solution, revolution.”
Para orator lainnya menyampaikan begaimana peran Amerika dan Negara Barat termasuk Inggris untuk mengatur demokrsi yang mereka inginkan dan sesuai dengan demokrasi menurut selera mereka.
Di saat para demonstran sampai di Kedutaan mesir, tiba-tiba di kedutaan Mesir sudah ada ratusan orang yang menyambut kedatangan mereka.
Tak lama kemudian datang kelompok lainnya yang datang dari arah berbeda. Mereka adalah aktivis Hizbut Tahrir Inggris dengan membawa bendera hitam mereka serta spanduk besar berwana orange pucat dan tak lupa pesan-pesan khas mereka tentang perlunya khilafah. *Al-Shahida, London
Foto: Mr Rees sedang diwawancarai koordinator dari Stop War Coalition/Al Shahidah