Hidayatullah.com–Palestina, Rabu (8/12) mengatakan, \”sifat keras kepala Israel\” membuat Washington menyerah pada usaha membekukan pembangunan permukiman Yahudi, dan mempertanyakan, apakah AS dapat membantu mereka memperoleh kemerdekaan.
Pejabat senior Palestina Yasser Abed Rabbo mengatakan bahwa dengan usahanya untuk menghidupkan kembali perundingan langsung Israel-Palestina kini diambang kematian, sementara AS mengusulkan kembali perundingan tidak langsung hanya dalam usaha untuk menjaga agar proses perdamaian tidak berada dalam krisis yang dalam.
Palestina menuntut penghentian pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat dan Al-Quds Timur, sebelum menyetujui dimulainya kembali perundingan perdamaian dalam mengusahakan terbentuknya sebuah negara Palestina yang berdaulat yang berdampingan dengan Israel.
Berdasarkan penengahan AS, para pemimpin Israel dan Palestina melakukan tiga babak perundingan September. Tetapi Palestina mengundurkan diri ketika masa pembekuan sementara 10 bulan pembangunan permukiman Israel di permukiman Tepi Barat berakhir 26 September.
Israel mengatakan, pembekuan pembangunan pemukiman satu prasyarat yang tidak pernah ada dalam tahap-tahap sebelumnya proses perdamaian yang berusia 20 tahun. Negara itu mengatakan, Presiden Palestina Mahmud Abbas menghabiskan waktu terlalu lama untuk melakukan perundingan, setelah Perdana Menteri Banjamin Netanyahu mengumumkan penghentian sementara pembangunan permukiman pada November 2009.
Palestina menolak karena pembekuan pembangunan pemukiman itu tidak termasuk Al-Quds Timur.
Pengumuman AS itu adalah satu kemunduran besar bagi Presiden Barack Obama, yang yakin dapat menyelesaikan konflik Timur Tengah guna \”penting bagi kepentingan keamanan nasional,\” kata Abed Rabbo.
Ketika meluncurkan perundingan itu September, Obama mengatakan ia mengharapkan dapat tercapai perjanjian perdamaian dalam satu tahun.
Abed Rabbo, seorang staf senior Presiden Mahmud Abbas, dalam satu wawancara dengan radio Suara Palestina mengatakan, kebijakan AS berubah \”karena sifat keras kepala dan penolakan Israel\”.
Jika AS tidak dapat membawa Israel menghentikan pembangunan permukiman \”untuk periode terbatas\”, bagaimana AS dapat \”membuat Israel menerima satu solusi yang seimbang berdasarkan resolusi-resolusi internasional dan solusi dua negara?\”, tanya dia.
Palestina juga kaget AS tidak mengecam kebijakan Israel itu, tambahnya.
Ketua juru runding Palestina Saeb Erakat mengatakan, Obama harus memberikan tanggung jawab kepada Israel atas \”kegagalan proses perdamaian\”.
Para pejabat AS mengatakan, Israel ingin memperpanjang pembekuan pembangunan permukiman di Tepi Baat, tetapi menolak menghentikan pembangunan di dan sekitar Al-Quds Timur — tanah yang diabggapnya sebagai bagian dari ibu kotanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Juru bicara pemerintah Israel Mark Regev mengatakan, Israel tetap memegang \”komitmennya untuk melanjutkan usaha-usaha sekarang bagi tercapainya perjanjian perdamaian dengan Palestina\”.
Para pejabat di Washington mengatakan, AS sedang mempertimbangkan pilihan bagi perundingan terpisah dengan kedua pihak.
Abed Rabbo mengatakan, AS mengemukakan kepada Palestina Selasa malam, pihaknya berencana melakukan perundingan tidak langsung.
\”Hambatan ini kini menyebabkan pemerintah AS memilih satu metode baru: kembali ke perundingan-perundingan dengan kedua pihak, masing-masing terpisah , atau bagaimana membawa proses politik itu keluar dari keadaan sulit ini,\” katanya. [rtr/ant/hidayatullah.com]