Hidayatullah.com–Pemerintah Amerika Serikat boleh berdalih dengan sejuta kata bahwa mereka tidak mendukung blokade atas Gaza, tapi fakta menunjukkan Paman Sam justru mendukung Israel dengan berbagai cara, termasuk travel warning.
Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warganya untuk tidak berkunjung ke Jalur Gaza, dan menentang apa yang disebutnya sebagai ‘infiltrasi’ ke Gaza lewat kapal kemanusiaan atau cara lainnya. Pernyataan ini tentu saja disambut hangat oleh Israel.
Deplu tidak mengecam serangan berdarah Israel atas Freedom Flotilla pada akhir bulan Mei. Juga tidak mengecam jatuhnya korban tewas, luka, dan pendeportasian para aktivis, termasuk warga Amerika. Namun justru meminta para tokoh yang berpartisipasi dalam kapal kemanusiaan untuk mematahkan semangat –apa yang disebutnya sebagai– “upaya lebih lanjut untuk menerobos blokade atas Gaza.”
Israel tentu bertepuk tangan mendengar kabar itu, apalagi hal yang sama sebelumnya telah dinyatakan oleh pemerintah Inggris pekan lalu. Warganya yang berpartisipasi dalam armada kemanusiaan jangan berharap bisa pulang ke rumah dan mendapat dukungan dari pemerintah.
AS juga menyarankan agar orang-orang Amerika tidak melakukan perjalanan ke Gaza atau pemukiman Israel dekat Jalur Gaza. Dikatakan pula bahwa warga AS harus selalu berhati-hati ketika berada di Yerusalem.
Jika dalam travel warning ke Gaza, pemerintah AS terlihat jelas menggunakan jurus menakut-nakuti. Lain halnya untuk wilayah Tepi Barat. Deplu tidak mengeluarkan travel warning bagi warganya yang ingin ke Tepi Barat. Hanya mengatakan, penutupan jalur yang dilakukan oleh Israel menyulitkan perjalanan ke sana.
Hal ini bisa dimaklumi, karena sebagaimana dalam surat peringatan yang dikeluarkan pada tanggal 20 Juni kemarin, Tepi Barat dijadikan jalur transit.
Para pegawai pemerintah AS dan keluarganya diperbolehkan mengunjungi kawasan kota Jericho, atau transit di Tepi Barat dengan menggunakan rute 1 dan 90 untuk mencapai perbatasan di Allenby/King Hussein Bridge, atau pantai Laut Mati dekat Ein Gedi dan Masada.
Mereka juga diperbolehkan melakukan perjalanan lewat rute 90 dari Allenby/King Hussein Bridge menuju Laut Galilee. Perjalanan di kawasan itu hanya diperbolehkan dengan izin dan pada siang hari, dengan pemberhentian hanya di Taman Nasional Qumran rute 90 dari Laut Mati. Mereka bebas melakukan perjalanan di rute 443 antara Modi’in dan Yerusalem di siang hari, tanpa izin terlebih dahulu.
Peringatan AS kepada warganya ini disampaikan pada saat yang sama dengan kedatangan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, ke Washington untuk berbicara dengan Menhan AS Robert Gates.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Barak akan melakukan pembicaraan mengenai blokade atas Gaza, serangan terhadap Freedom Flotilla, Iran, dan pembicaraan yang diawasi secara tidak langsung antara Otoritas Palestina di Tepi Barat dengan Israel.
Israel mendesak agar Iran dikenai sanksi berat, yang mana sanksi itu memiliki jangka waktu dan jika tidak mencukupi, dapat ditambah dengan sanksi lain.
Ehud Barak dijadwalkan menghadiri Konferensi Internasional Sosialis, ajang pertemuan kelompok-kelompok yang menyatakan dirinya sebagai pengikut partai sosial demokrat, sosialis, dan buruh.
Barak juga melakukan pertemuan dengan para pejabat lain di pemerintahan Obama, termasuk Hillary Clinton. [di/imc/trusgov/hidayatullah.com]