Hidayatullah.com–Sekelompok wanita berkerudung mengejutkan para pria yang berada di dalam ruang utama masjid Islamic Center di Washington Ahad lalu. Mereka menuntut persamaan.
“Pembatas kayu harus dicopot dan perempuan harus diperbolehkan bergabung shalat di belakang pria di ruang shalat utama. Itu permintaan kami,” kata Fatima Thompson, seorang wanita Amerika yang masuk Islam 18 tahun lalu.
“Kami menentang pemisahan gender, menentang wanita di kesampingkan atau ditempatkan di ruang yang sama sekali berbeda di masjid,” tambah Thompson, pemimpin kelompok yang menyebut dirinya sebagai muslim progresif.
Mendesak agar diberikan hak shalat bersama dengan jamaah pria, Thompson mengatakan bahwa diskriminasi yang ada meninggalkan kesan buruk tentang agama Islam.
Mereka menentang pemisahan penggunaan ruang shalat karena dianggap tidak sehat. “Dan tidak merefleksikan masyarakat kita di sini. Hal itu (pemisahan) sangat mencerminkan masyarakat ultra orthodoks yang sangat ketat.”
Ahad lalu enam wanita berkerudung masuk ke dalam Masjid Washington yang terletak di distrik kedutaan, melalui pintu utama menuju ruang shalat pria. Kontan aksi mereka itu mengejutkan sekitar 20 orang pria yang sudah ada di sana lebih dulu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Biasanya wanita dan anak-anak masuk masjid melalui pintu kecil yang tersembunyi di balik tabir.
Peristiwa itu adalah yang kedua kalinya terjadi di tempat yang sama. Bulan Februari 20 wanita melakukan aksi protes serupa. [di/stt/hidayatullah.com]