Hidayatullah.com–Menteri Besar Negara Bagian Gujarat, India, Narendra Modi, dalam waktu dekat dikabarkan akan berkunjung ke Sulawesi Selatan (Sulsel). Narendra selama ini dikenal sebagai tokoh di balik pembantaian ribuan Muslim di India.
Dalam situs resmi Narendra, http://narendramodi.in, disebutkan, pihak Indonesia (sebagai pengundang) mempersilahkan Shri Narendra Modi datang guna bertukar bidang pertanian dan energy biomass.
Dalam laporan Komisi HAM PBB mengecam India yang menutup kasus kerusuhan Gujarat 2002 yang menelan korban jiwa 2000 warga Muslim. Bahkan, hingga kini Muslim di Gujarat dikabarkan masih hidup dalam ketakutan.
Sebagaimana diketahui, pada bulan Februari 2002, peristiwa mengerikan terhadap kaum Muslim di Gujarat. Di mana kekerasan ekstrim terhadap kaum Muslim. Lebih dari 2000 orang, termasuk orang Asia Inggris, dibantai tanpa ampun, lebih dari 200.000 orang terlantar di bawah kamp-kamp pengungsi. Rumah dijarah, bisnis dibakar, ratusan wanita diperkosa dan banyak anak-anak dibunuh dalam cara yang paling mengerikan. Semua bukti menunjukkan bahwa Pemerintah Negara Bagian Gujarat, yang dipimpin oleh Ketua Menteri saat ini, Narendra Modi, dibantu oleh aparat terlibat kekerasan dan pembantaian.
Dalam situs resmin Modi, disebut-sebut pula nama Syawral Yasin Limpo dan AM Ghalib sebagai si pengundang. Tak jelas, apakah yang dimaksud Syawral Yasin Limpo itu adalah Syahrul Yasin, Gubernur terpilih Sulsel. Modi sendiri mengaku telah menerima undangan dan telah mengungkapkan kesungguhan dalam bekerja sama dengan Indonesia.
Sebelum ini, diberitakan Kantor Berita Antara, Gubernur Sulawesi Selatan Dr Syahrul Yasin Limpo, MH, MSi, telah mengunjungi industri pertanian dan home industri Gujarat, New Delhi, India.
Selama berada di India, Gubernur Sulsel bersama rombongan akan bertemu Narendra Modi yang di fasilitasi Duta Besar Indonesia untuk India, H.A.M. Ghalib.
Rombongan Gubernur juga dikabarkan mengunjungi obyek pertanian di kota Rajkot, Provinsi Gujarat untuk melihat secara langsung proses pengembangan komoditi Bawang Merah (bawang bombay) dan area pengembangan jagung hibrida.
Kunjungan yang dilakukan bersama dengan sejumlah Bupati se-Sulsel itu diakui akan dapat membawa kerjasama-kerjasama yang dapat menguntungkan masyarakat Sulsel dan India.
Rencananya, pola tersebut akan dikembangkan di sejumlah daerah pengembangan yakni Kabupaten Enrekang, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Bone, Wajo dan Barru.
Baru-baru ini, Tim Investigasi Khusus (SIT) yang dibentuk oleh Mahkamah Agung India sedang menyelidiki meterlibatan Modi dan 61 orang lain termasuk anggota kabinet pemerintah, polisi dan pegawai negeri sipil, karena peran mereka dalam pembantaian Muslim Gujarat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebelum ini, Inggris, Amerika Serikat (AS) dan banyak negara Eropa telah menolak visa untuk Modi
Kedatangan anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) ke Indonesia ini dinilai akan menjadi preseden buruk umat Islam dan dapat melukai perasaan kaum Muslim Gujarat.
Abd. Azis Kahar Muzakkar, anggota DPD asal Sulsel mengaku tak tahu persis apa dan bagaimana keterlibatan Modi terhadap kaum Muslim. Menurutnya, jika benar sebagaimana disebutkan lembaga-lembaga HAM Internasional bahwa Narendra Modi terlibat pembantaian kaum Muslim Gujarat, maka, lebih baik kedatangannya ditolak.
“Saya baru dengar beritanya dari Anda, namun jika benar sebagaimana yang disebutkan itu, akan lebih baik jika kehadirannya ditolak, “ ujarnya kepada hidayatullah.com. [ihrc/nrdin/cha/hidayatullah.com]