Hidayatullah.com–Penelitian Trendwolves menyimpulkan, 7 dari 10 responden muda Eropa menilai internet sebagai medium informasi paling penting. Bermain games melawan orang di lokasi lain dan juga memanfaatkan jaringan pertemanan, seperti Hyves, Facebook, Netlog, dan Twitter, sangat dipentingkan.
Survei ini menemukan bahwa anak-anak muda ingin tetap on-line selama 24 jam penuh. Perkembangan ini berkaitan dengan lonjakan penggunaan HP yang menawarkan fasilitas internet dan email.
Internet di HP berarti informasi di saku. Bisa mengikuti berita aktual, mencari informasi jam berangkat kereta, atau berita cuaca. Dan kalau kesasar, bisa dengan mudah mencari lokasi dengan membuka internet di HP.
Perkembangan ini memang sudah disinyalir sejak tahun lalu. Penelitian Pusat Biro Statistik Belanda (CBS) menunjukkan, hampir separuh remaja antara 15 sampai 25 tahun menggunakan internet di HP. Kenaikan 20% dibanding tahun lalu.
Harga langganan internet di HP atau smart-phones sangat terjangkau. Langganan data tanpa batas bisa didapat mulai dari 5 euro atau Rp. 70 ribu perbulan. Membaca dan menulis email bukan masalah lagi, kapan pun dan di mana pun.
Sejak dilansir 4 Oktober 1957, tampaknya internet mustahil lenyap lagi dari kehidupan. 80 persen rumah tangga Belanda tersambung internet. Walau demikian tidak semua pengguna tahu apa yang bisa didapatkan dari internet. Bukan saja orang lanjut usia yang masih bingung, tapi anak cucu mereka juga sering nyasar.
Mesin Pencari
Peneliti dunia maya Belanda, Alexander van Deursen menyimpulkan, orang masih kesulitan menemukan informasi yang pas di mesin pencari. Sering orang tidak tahu memilih kata kunci untuk menemukan info yang dicari.
“Akibatnya banyak yang tidak mendapatkan jawaban. Kata-kata kunci yang dipakai biasanya terlalu pendek atau terlalu umum,” kata van Deursen.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kebanyakan kaum lansia Belanda mengalami kesulitan di dunia ini, walaupun ada juga kelompok kecil yang tidak gaptek.
Menurut peneliti, usia bukan saja penyebab kegaptekan. Dengan mengikuti kursus atau pelatihan, masalah gagap teknologi bisa diatasi.
Walaupun internet menawarkan fasilitas komunikasi dan admistrasi yang mudah, namun van Deursen mengimbau masyarakat berhati-hati.
“Tidak selalu bijaksana melakukan semua urusan lewat internet. Kalau berkonsultasi dokter, dan berbicara dengan psikolog, sebaiknya dilakukan secara lisan dan langsung,” imbau Deursen. [rnwl/hidayatullah.com]