Hidayatullah.com–Shalat ghaib di masjid Turki SICN di Utrecht, Ahad, 4 Oktober, itu diikuti hampir seratus umat Islam dari segala usia. Ada remaja tujuh tahun dan kakek 69 tahun.
Jamaah shalat ghaib itu berasal dari berbagai lapisan muslim: Indonesia, Belanda, Suriname, dan juga para santri Turki yayasan Oranje Horizon.
Dipimpin imam dari Bina Dakwah, organisasi muslim Indonesia-Belanda di Utrecht, para jamaah melakukan shalat jenazah. Walaupun berbeda mazhab antara Indonesia yang kebanyakan Syafii dan Turki yang mayoritas Hanafi, namun shalat tampak sangat khidmat.
Hanya gerakan tangan ketika takbir saja yang membedakan Shalat berdiri itu. Muslim Indonesia biasa mengangkat kedua tangan ketika takbir, sedangkan umat dari Turki tangan tetap di dada.
Komunitas gabungan Indonesia, Turki, dan Belanda, itu sudah bekerja sama sejak setahun ini. George Muishout, Ketua Bina Dakwah menilai kerjasama ini bermanfaat.
“Kami bekerjasama dalam belajar membaca al Qur’an, ceramah, penyuluhan tentang Islam kepada masyarakat Belanda, buka puasa bersama. Dan shalat ghaib ini merupakan contohnya,”ujarnya.
Kebersamaan
Shalat jenazah itu dilakukan seusai shalat Dhuhur. Seperti biasa bacaan salat dilakukan dalam bahasa Arab, komunikasi dalam bahasa Belanda, kerapihan secara Turki, dan keramahan Indonesia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Selain berkirim doa, kebersamaan antarbangsa ini berencana menggalang dana untuk membantu korban gempa di Sumatera Barat, Rabu 30 September 2009,” tandas George, seorang bulmus (bule muslim) mengakhiri bincang. [rnwl/hidayatullah.com]