Hidayatullah.com–Umat Islam di negeri kanguru, Australia, kembali mengalami kekalahan dalam perkara pengadilan. Pekan lalu, seorang hakim menolak gugatan penghujatan yang diajukan Keysar Trad, pendiri Islamic Friendship Association terhadap sebuah stasiun radio di Sydney. Bahkan Trad dicap sebagai seorang yang rasis terhadap Yahudi.
Penolakan klaim ini dikeluarkan Hakim Mahkamah Agung negara bagian New South Wales, Peter McClelland pekan lalu.
“Tidak diragukan lagi bahwa banyak pernyataan penggugat cenderung ofensif terhadap orang Yahudi dan homoseksual. Saya menilai pandangannya sebagai rasial,” tegasnya. Atas keputusannya itu, Trad berencana akan naik banding.
Trad menggugat stasiun Radio 2GB atas penghujatan tahun 2005, setelah seorang pembawa acara menyebutnya sebagai individu berbahaya dan memalukan yang memicu kekerasan, kebencian, dan rasisme, setelah unjuk rasa pada Desember 2005.
Pada 2007 seorang juri mendukung klaimnya. Namun McClelland malah membatalkan putusan itu dan condong pada 2GB serta memutuskan membatalkan kasus ini.
Trad adalah jurubicara Mufti Agung Australia, Sheik Tajeddin al-Hilaly. Al-Hilaly adalah ulama yang kerap berlawanan pandangan dengan orang Yahudi, setelah pidatonya di University of Sydney pada 1988 yang menuduh Yahudi sebagai penyebab semua perang yang mengancam perdamaian dan keamanan penghuni bumi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sejak itu Trad membela ulama kelahiran Mesir itu. Sheik al-Hilaly menggambarkan peristiwa Holocaust sebagai ‘kebohongan Zionis’ dan Israel adalah sebuah kanker.
Pada 2004 lalu usai berkhotbah di sebuah masjid di Sidon, Libanon, ketika Hilaly memuji para pembom bunuh diri, Trad menganggapnya sebagai ‘suara moderat’. [Jewish Telegraphic Agency/hat/hidayatullah.com]