Kedatangan setiap invasi selalu membawa tiga hal; gold, glory, dan gospel. Invasi modern masih ditambah lagi, demokrasi. Itulah yang dibawa Amerika ke Afghanistan dan Iraq
Hidayatullah.com–Laporan terbaru yang dirilis kantor berita Iran, IRNA
menyebutkan, media massa regional memberitakan kristenisasi oleh militer Amerika Serikat di Afghanistan. Disebutkan bahwa di Afghanistan banyak beredar injil dengan terjemahan bahasa Pashtu dan Dari, yaitu dua bahasa lokal di negeri pendudukan tersebut.
Mengingat militer AS tidak menguasai dua bahasa tersebut, maka jelas bahwa penyebaran terjemahan injil tersebut merupakan upaya militer AS menyebarkan agama Kristen di antara warga Afghanistan, khususnya para pemuda.
Padahal UUD Afghanistan melarang penyebaran agama Kristen. Hingga kini pemerintah Afghanistan belum menunjukkan reaksi apapun dalam hal ini. Namun banyak pengamat di Afghanistan yang berpendapat bahwa kristenisasi tersebut akan membuat banyak pemuda negara itu murtad dari agama Islam.
Para pengamat tersebut berpendapat bahwa maraknya propaganda budaya Barat, yang pada intinya budaya bertelanjang, merupakan upaya AS mengikis keyakinan para pemuda.
Menurut Radio IRIB, militer AS berusaha mengesankan bahwa agama Kristen memiliki pandangan yang lebih terbuka dalam masalah-masalah sosial. Dalam hal ini, mantan PM Afghanistan, Ahmad Shah Ahmad Zay menekankan bahwa kebanggaan paling utama para pemuda Afghanistan adalah keteguhan mereka terhadap agama Islam.
Menurut ia, para pemuda Afghanistan tidak akan menerima agama lain kecuali Islam.
Lebih lanjut Ahmad Shah mengatakan, Undang-Undang Dasar AS juga melarang militer negara ini menyebarkan agama Kristen dalam misi mereka di luar negeri.
Berbagai politisi, sosial, dan media massa regional, telah membenarkan kristenisasi oleh militer AS di Afghanistan dan penyebaran injil berbahasa Pashtu dan Dari. Namun hingga kini pejabat tinggi militer AS menolak hal tersebut.
Seorang veteran militer AS, Bryan Hughes, dalam film dokumentasinya tentang kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan, menyatakan bahwa militer AS yang hadir dalam pertemuan agama yang berlangsung di pangkalan Bagram, tidak ada yang menguasai bahasa Pashtu maupun Dari. Mereka juga tidak berniat untuk mempelajarinya.
Hughes berpendapat bahwa penyebaran injil berbahasan Pashtu dan Dari di Afghanistan adalah upaya kristenisasi, dan hal ini, menurut ia, kekeliruan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun dalam pemberitaan yang tersebar disebutkan pula bahwa Ketua Pastur Militer AS kepada para pasukan militer AS di Afghanistan mengatakan, “Kita semua adalah misionaris Kristen.” Pernyataan ini menafikan klaim para perwira dan pejabat tinggi militer AS lainnya yang menolak adanya upaya kristenisasi di Afghanistan.
Selama pendudukan di Afghanistan, AS berperilaku seolah-olah berusaha melestarikan eksistensi Taliban atau jaringan teroris AlQaeda. Selain masalah keamanan dan peningkatan produksi narkoba, kini terkuak pula makar AS untuk merongrong budaya dan kepercayaan beragama masyarakat Afghanistan. [irb/cha/hidayatullah.com]