Ahad, 4 Desember 2005
Hidayatullah.com–Sejumlah sumber pemberitaan melaporkan, militer AS Jum’at malam dalam statemennya mengumumkan, sepuluh marinir AS tewas dan 11 lainnya cedera Jum’at kemarin dalam insiden ledakan bom di jalur yang dilalui oleh konvoi militer AS di dekat kota Fallujah, barat Baghdad.
Di hari yang sama, tiga tentara lainnya juga dilaporkan tewas dalam insiden kecelakaan lalu lintas di Baghdad.
Menyusul terjadinya insiden ledakan bom di Fallujah yang menewaskan sepuluh marinir AS, militer AS menggelar operasi besar-besaran di provinsi Al Anbar yang meliputi kota Fallujah, Ar Ramadi, Hit, dan Taremiyah.
Televisi Al-Iraqiyah melaporkan, dalam operasi militernya, tentara AS selain memblokade seluruh jalan yang menghubungkan kota Ar Ramadi dan Hit, juga menggempur kawasan pemukiman warga di dua kota tersebut.
Laporan ini menambahkan, tentara AS dalam operasi ini melakukan razia dari rumah ke rumah dan memindahkan paksa seluruh wanita dan anak-anak ke sekolah-sekolah dan masjid-masjid, serta menangkap semua pemuda yang berusia di atas 15 tahun.
Sebuah sumber rumah sakit Ar Ramadi yang mengukuhkan laporan tersebut mengungkapkan, tentara AS dengan sengit menggempur kawasan pemukiman warga di Ar Ramadi dan Hit sehingga menjatuhkan banyak korban dan mengakibatkan kehancuran di kedua kota itu.
Tentara AS juga mencegah ambulans untuk memasuki kawasan tersebut. Sementara itu kantor berita AFP melaporkan bahwa Hezb Islami Iraq menuntut tentara AS untuk segera menghentikan operasi militernya di provinsi Al Anbar.
Tarik Pasukan
Perdana Menteri Iraq Ibrahim Jafari menyatakan bahwa kabinetnya terus berusaha meningkatkan kemampuan dan tentara Iraq dan mengupayakan penarikan mundur tentara asing dari negara ini.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Seperti dilansir televisi Al Iraqia, pernyataan itu disampaikan Jafari saat bertemu dengan delegasi utusan Kongres AS di Baghdad. PM Iraq menambahkan, proses pendidikan dan pelatihan tentara Iraq untuk memikul tugas menjaga keamanan, harus dilakukan dengan cepat, sehingga Iraq tidak lagi memerlukan kehadiran tentara asing.
Dalam sebuah konferensi pers setelah bertemu dengan delegasi Kongres AS, Ibrahim Jafari mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan tuntutan bangsa Iraq kepada utusan Kongres, agar pasukan asing meninggalkan negara ini. (irib/cha)