Jumat, 23 September 2005
Hidayatullah.com–Kerja sama akan dilanjutkan setelah kedua tentara itu diserahkan untuk diadili di Iraq. "Semua pertemuan rutin antara gubernuran dan pasukan Inggris akan ditunda. Dan, kami tak mengizinkan tentara Inggris masuk ke gedung pemerintahan atau perkantoran publik di Basra," tegas Juru Bicara Gubernuran Nadim al-Jabiri kemarin. Basra juga menuntut permintaan maaf serta kompensasi.
Ketua Dewan Provinsi Mohammad Saadun al-Abidi membenarkan adanya keputusan itu. Selama ini, pasukan berkekuatan 8.500 tentara tersebut diberi tanggung jawab menangani keamanan di Basra.
Namun, Perdana Menteri Ibrahim Jaafari menyatakan, insiden di Basra itu bukanlah "masalah yang tak bisa diselesaikan" dalam hubungan yang baik antara dua negara. Pejabat Iraq yang baru kembali dari London tersebut menyatakan, tim gabungan Inggris dan Iraq akan dibentuk untuk menyelidiki insiden itu.
Apa tanggapan Inggris? "Kami memperhatikan laporan boikot itu. Tapi, kami sedang menunggu untuk memperjelas kasus ini dan berbuat sesuai rencana," jelas Mayor Steve Melbourne, juru bicara tentara Inggris.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Tentara Inggris sendiri mengurangi kehadiran mereka di jalanan. Insiden itu meletus ketika dua tentara Inggris ditangkap polisi Iraq. Keduanya ditangkap saat menyamar menggunakan pakaian Arab dan dituduh menembaki patroli yang menewaskan seorang polisi Iraq. (afp)