Hidayatullah.com–Bantuan berbagai negara kepada Indonesia membanjir. Persatuan Eropa telah mulai membuat rencana jangka-panjang untuk pembangunan kembali kawasan-kawasan yang rusak itu. PBB juga mendesak berbagai pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan bantuan keuangan yang dijanjikan itu. Selain bantuan, negara-negara maju yang tergabung dalam G7 juga memberikan keringanan pembayaran utang pada pemerintah Indonesia.
Puluhan negara, mulai dari Aljazair sampai Venezuela, telah menyatakan memberikan sumbangan. Menurut Egeland, bantuan yang dijanjikan dari berbagai negara, Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia total sudah berjumlah lebih dari 2 miliar dollar AS.
Jepang segera menanggapi seruan itu dengan memberikan 250 juta dollar kepada berbagai organisasi bantuan. Itu adalah separuh dari jumlah bantuan yang dijanjikan Jepang sebelumnya.
Dalam KTT Tsunami di Jakarta Kamis lalu, sejumlah negara berkomitmen untuk menambah bantuan mereka bagi Indonesia. Misalnya, Australia menjanjikan bantuan USD 764 juta. AS menyiapkan USD 130 juta dari USD 350 juta bantuan bagi negara-negara korban tsunami. Jepang juga menyiapkan bantuan USD 130 juta.
Jerman malah menawarkan bantuan USD 650 juta kepada Indonesia. Komitmen bantuan lain datang dari Bank Dunia (USD 250 juta), Bank Pembangunan Asia (USD 150 juta), Prancis, Inggris, Korsel, dan sejumlah negara lain.
Di seluruh dunia, upaya menggalang dana bantuan terus berlangsung, baik secara perorangan maupun lewat perusahaan swasta. Semua berperan serta dan nama-nama terkenal terlibat di dalamnya.
Sayangnya, besarnya bantuan itu dikabarkan hanya masih berupa janji. Alias belum terbukti. Ungkapan ini disampaikan Dirjen Perbendaharaan Negara Mulia P. Nasution kepada pers. “Belum ada sepeser pun bantuan lembaga internasional yang masuk,” kata Mulia di Depkeu, Jakarta, kemarin.
Lebih Berhak Membantu Indonesia
Bantuan juga datang dari negara Arab Saudi. Bahkan kampanye penggalangan dana kemanusiaan ini dipimpin langsung oleh Raja Fahd Bin Abdul Aziz. Dalam kampanye penggalangan bernama hamlah tabaaru’at (penggalangan dana kebajikan) terbesar di dunia itu Raja Fahd Bin Abdul Aziz, berlangsung Kamis (6/1) hingga Jumat (7/1) dini hari waktu setempat yang juga melibatkan sejumlah ulama dan disiarkan langsung stasiun TV setempat.
“Kita lebih berhak membantu saudara-saudara kita di Indonesia tempat komunitas Muslim terbesar di dunia. Jemaah haji terbesar juga datang dari Indonesia, dan Indonesia yang paling parah menderita akibat tsunami,” ujar seorang ulama Dr. Sheikh Abdullah.
Hingga pukul 23.45 waktu setempat atau Jumat pagi WIB kemarin, jumlah uang tunai yang terkumpul telah mencapai lebih dari 242 juta riyal atau sekitar 593 milyar rupiah. Jumlah tersebut dipastikan akan terus naik.
Raja Fahd pribadi menyumbang 20 juta riyal, Putra Mahkota Pangeran Abdullah menyumbang 10 juta riyal, dan Deputi II PM/Menhan Pangeran Sulthan menyumbang sebesar 5 juta riyal.
Sementara Pangeran Waleed Bin Talal yang juga seorang pengusaha dan milyarder Saudi menyumbang senilai 70 juta riyal, di antaranya 15 juta uang tunai, sejuta set pakaian dan 3 ribu tenda senilai 55 juta riyal.
“Kita ingin buktikan bahwa sangkaan media Barat umat Islam enggan membantu saudaranya yang ditimpa musibah adalah tidak benar, mari secepatnya kita ramai-ramai menyumbang dengan segala kemampuan yang ada. Kita buktikan umat Islam adalah umat rahmah bagi sekalian manusia tanpa pandang agama, ras dan bangsa,” ujar Sheikh Abdullah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut dia, hamlah tabaaru’at (penggalangan dana kebajikan) juga sebagai dakwah di lapangan bahwa Islam tidak sebagaimana yang dituding Barat. “Kita buktikan di lapangan Islam bukan teroris seperti yang ditundingkan,” katanya.
“Seandainya yayasan-yayasan kebajikan yang kita miliki tidak dalam keadaan sulit (karena tudingan yayasan donor gerakan terorisme oleh Barat red.), mereka sudah jauh lebih dahulu menuju tempat bencana dibandingkan Barat,” tegasnya.
Hingga kemarin, pusat-pusat penggalangan dana kebajikan di seluruh propinsi di negeri kaya minyak Teluk itu nampak masih terus didatangani banyak penyumbang, sementara para petugas terus mengihitung jumlah uang tunai. Sebelumnya pemerintah Saudi juga telah menjanjikan bantuan dana 30 juta dolar. (voa/ant)