Hidayatullah.com–Pemerintah Thailand akhirnya mengakui bahwa pasukannya memang telah menggunakan kekerasan yang berlebihan ketika menyerbu masjid di bagian Selatan Thailand bulan April lalu.
Sebuah panitia mandiri yang kemudian menyelidiki pembantaian tersebut mengatakan, pasukan seharusnya hanya mengepung masjid Krue Se itu, sementara perundingan dilakukan untuk menyelesaikan kasus tersebut secara baik-baik.
Tentara Thailand menyerbu masuk masjid dengan menggunakan senjata otomatis dengan alasan untuk menghentikan pemberontakan yang umumnya hanya pemuda-pemuda Muslim bersenjatakan pentungan.
Tak ayal, atas kekejaman itu, setidaknya 32 pemuda Muslim di dalam masjid tewas dibantai dan 112, warga Muslim lainnya dibunuh.
Beberapa hari lalu, Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra mengungkapkan rasa kecewanya sehubungan tindakan kejam aparat keamanan yang telah membantai kaum Muslimin di negara itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Warga Muslim Thailand, yang menyebar di tiga propinsi; Pattani, Yala dan Narathiwat terus menghadapi penganiayaan dan diskriminasi pihak pemerintah meski mereka adalah bagian penting sejarah negara itu. (abcn/hid)