Hidayatullah.com–Menlu Amerika Serikat (AS), Colin Powell, mengatakan bahwa Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA) ternyata keliru tentang informasi laboratorium senjata biologis Iraq di masa sebelum perang.
Pernyataan tentang keberadaan senjata-senjata itu merupakan bagian kunci dari kasus tentang senjata pemusnah masal yang dicurigai dimiliki Iraq.
Menlu Powell mengatakan kepada para pirsawan televisi Amerika, ia merasa sangat prihatin telah menggunakan pernyataan dalam pidato di Dewan Keamanan PBB yang baru sekarang diketahuinya bahwa informasi itu tidak akurat dan cacat.
Ia mengatakan, laporannya pada bulan Februari tahun lalu itu didasarkan pada informasi terbaik CIA yang disediakan untuk dirinya.
Menurut Menlu Powell, laporan CIA yang digunakannya itu ternyata tidak akurat dan salah, dan dalam beberapa hal, sengaja menyesatkan.
Menlu Powell mengatakan bahwa ia merasa kecewa dan menyesalkan peristiwa tersebut.
Pengakuan Hans Blix
Hans Blix, mantan Ketua Ketua Tim Pemeriksa Persenjataan PBB (UNMOVIC) yang menyatakan keluar setelah ditemua tak ada fakta yang menunjukkan adanya senjata pemusnah massal (weapons of mass destruction/WMD) yang selama ini dijadikan alasan AS menyerang Iraq.
Blix akhirnya meninggalkan tugasnya sebagai Tim Pemeriksa Persenjataan pada bulan Juni 2003. Ia bahkan mengaku telah berkali-kali mengatakan pada AS bahwa Iraq tidak terbukti memiliki WMD.
Meski demikian, tanggal 20 Maret 2003 lalu, AS tetap membombardir Iraq dengan alasan bahwa Iraq memiliki WMD yang mengancam dunia.
“Saya mengetahui ada beberapa orang pengecut dan suka memfitnah saya di Washington. Ada beberapa bastards yang menyebarluaskan kebohongan, tentu dengan menyebarkan hal- hal buruk di media. Sebenarnya, saya tidak terlalu peduli dengan hal itu,” kata dikutip The Guardian setahun lalu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Blix juga menuduh Washington memperlakukan PBB sebagai kekuatan asing, yang bila perlu, dibuat tenggelam tanpa jejak. Blix yakin ada sejumlah orang pada pemerintahan Presiden George W Bush yang tidak peduli dengan keberadaan dan eksistensi PBB.