Hidayatullah.com–Menurut koran itu, konflik yang masih berlaku di Iraq adalah yang paling berbahaya yang pernah dilancarkan oleh negara Barat sejak Perang Vietnam lebih 30 tahun lalu.
Sebahagian besar dari lebih 10 ribu warga sipil yang terbunuh di Iraq itu terdiri dari wanita dan anak-anak.
Statistik tersebut dikumpulkan oleh Iraq Body Count (IBC) sebuah lembaga nirlaba yang mendaftarkan kematian penduduk sipil Iraq akibat serangan keji AS tersebut.
Menurut The Independent, IBC melaksanakan tugas mereka untuk memastikan setiap kematian penduduk Iraq akibat serangan AS.
Catatan kematian warga sipil itu dibuat karena tidak ada laporan seperti itu yang pernah dilakukan oleh pihak tentera AS, Inggris ataupun pihak berkuasa sementara di Iraq.
IBC menegaskan bahwa angka kematian tersebut hanya dicatatkan oleh mereka dalam catatan resmi saat berita kematian tersebut disiarkan oleh sekurang-kurangnya dua buah media.
Seorang pengurus IBC, John Sloboda mengatakan, pihaknya sedang berusaha menarik perhatian masyarakat internasional guna mendukung sebuah pengadilan untuk mencatat jumlah korban, termasuk sebab-sebab kematian korban.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kami juga berharap tribunal itu dapat membela kematian korban dan menuntut hak untuk keluarga korban yang terbunuh akibat serang tersebut,” kata Sloboda.
Desakannya itu turut didukung oleh anggota Parlemen partai Buruh, Bob Marshall Andrews. (ip)