Hidayatullah.com–Analisis Reuters terhadap statistik Jabatan Pertahanan AS menunjukkan bahwa Perang Vietnam, yang dimulai pada 11 Desember 1961, telah menyaksikan sejumlah 392 kematian tentara AS antara bulan Januari 1962 dan Desember 1964.
Sebagai perbandingan, serangan bom ke atas pasukan yang melakukan agresi di Iraq itu hingga kini tercatat hingga 397 orang terbunuh termasuk kematian terbaru kemarin.
Jumlah pasukan AS di wilayah Teluk saat ini diperkirakan mencapai 130 ribu orang sama dengan jumlah mereka yang dikirim medan perang di Vietnam pada Oktober 1965.
Menurut analisis tersebut, jumlah kematian tentara AS di Iraq melebih korban pasukan AS di Vietnam pada Ahad lalu yakni sejak agresi ke wilayah Iraq yang dilancarkan Presiden George W. Bush pada 20 Maret lalu.
Sementara itu, jumlah kematian akibat kampanye antiperang AS di Iraq, Afghanistan, Filipina dan beberapa negara di Asia hingga kini mencapai 488 orang.
Statistik bagi zona pertempuran di luar Iraq menunjukkan bahwa 91 pasukan AS telah terbunuh sejak 7 Oktober 2001, sejak Bush melancarkan kampanye terhadap Taliban selepas serangan 11 September 2001 di New York dan Washington.
Meski hari ini Bush mendapat tekanan keras dari berbagai kelompok akibat makin membengkakanya korban pasukan AS, dia menolak bila kasus ini dibandingkan dengan Vietnam, sebuah perang yang menjadi trauma rakyat Amerika hingga kini.
Kajian terbaru menunjukkan, dukungan rakyat AS terhadap Presiden Bush hari maskin terus menurun menghadapi Pemilu menjelang tahun depan.
Sebahagian besar faktor yang menyebabkan penurunan dukungan itu tak lain banyaknya serangan berani mati di Iraq yang berakibat banyaknya korban dari tentara AS yang membuat rakyat AS mendesak pengunduran diri Bush dan penarikan secara segera pasukan AS dari Iraq.
Khamenei Cela Bush
Sementara itu di tempat terpisah, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan bahwa pendudukan militer AS di Iraq telah gagal. Dia mengkritik seruan Presiden George W. Bush mengenai demokrasi yang lebih besar di Timur Tengah seperti selama ini sering disampaikan orang penting AS itu.
“Setiap hari, pasukan AS ditampar rakyat Iraq. Mereka (AS) menginvansi Iraq dengan berjanji ingin membebaskan rakyatnya. Namun, mereka menciptakan situasi yang tercela di sana,” tegas Khamenei kepada puluhan ribu jemaah di Mesjid Agung Teheran saat khotbah Jumat kemarin.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya, mereka (AS) menggulingkan diktator Iraq (Saddam Hussein), tapi mendirikan diktator asing baru (otoritas sementara AS yang diketuai L. Paul Bremer) di tempat yang sama.
Komentar Khamenei tersebut merefleksikan ketegangan yang biasa terjadi dalam hubungan AS-Iran. Hubungan keduanya memburuk setelah Amerika menuduh Iran melanjutkan program senjata nuklir, meski Teheran membantah keras tuduhan tesebut.
Bagaimanapun, AS akan terus mengalami banyak korban dan trauma buruk melebihi Vietnam akibat kesalahannya menjajah wilayah negara lain. (reuters/ap)