Empat tentara Israel dan tiga warga Palestina tewas dalam pertempuran di pos pemeriksaan utama Israel menuju Jalur Gaza dan menyerang pos pemeriksaan. Serangan terhadap pos pemeriksaan Erez terjadi beberapa jam kaum militan Palestina bersumpah akan tetap mempertahankan aksi kekerasan mereka terhadap Israel.
Tiga kelompok secara bersama mengaku bertanggungjawab atas serangan itu, yang merupakan tamparan terhadap perdana menteri Palestina, Mahmoud Abbas, yang mengeluarkan janji di pertemuan puncak yang dipimpin Amerika Serikat, 4 Juni, bahwa dia akan menertibkan kaum militan.
Tentara Israel mengatakan orang-orang bersenjata yang mengenakan seragam militer itu mendekati pos tentara dan melepaskan tembakan yang menewaskan empat tentara Israel dan melukai empat orang lainnya sebelum mereka sendiri tewas ditembak.
Wartawan BBC di Jerusalem, Richard Galpin, mengatakan serangan –yang diakui oleh Hamas, Jihad Islam, dan Brigade al-Aqsa sebagai pekerjaan mereka– membuat Abbas berada “pada posisi yang sangat sulit”.
Jurubicara pemerintah Israel, Avi Pazner, mengatakan Abbas “harus menangani masalah kelompok militan segera dan tidak buang-buang waktu”.
“Kami memang tidak mengharapkan hasil 100% segera, tetapi kalau dia tidak memerangi teroris, maka kami yang akan melakukannya,” katanya.
Menyusul serangan itu, Abbas –yang lebih dikenal dengan panggilan abu Mazen– menagguhkan perjalanan ke Gaza yang bertujuan untuk mendesakkan gencatan senjata.
Para anggota militan Palestina sebelumnya mensahkan keputusan Hamas untuk menghentikan pembicaraan gencatan senjata dengan perdana menteri.
Pemerintah Mesir dilaporkan akan membicarakan kemungkinan untuk mengirimkan kepala intelijen, Jenderal Omar Suleiman, untuk memulihkan dialog yang macet antara kedua pihak.
Masalah Perdamaian
Sabtu malam (07/06/2003), tentara Israel menutup Tepi Barat, mencegah warga Palestina menyeberang ke Israel. Para perwira militer mengatakan tindakan itu dilakukan setelah ada “kewaspadaan teror yang banyak jumlahnya dan semakin tinggi”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Israel mencabut penutupan terakhir sepekan yang lalu setelah pertemuan antara Abu Mazen dan perdana menteri Israel, Ariel Sharon.
Salah satu kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan ini, yaitu Birgade al-Aqsa, terkait dengan Gerakan Fatah yang berhubungan dengan pemimpin Palestina, Yasser Arafat, yang juga menjadi sejak lama menjadi wadah Abu Mazen sendiri.
Seorang juru bicara Hamas mengatakan kelompoknya akan kembali melaksanakan pembicaraan gencatan senjata jika Abu Mazen menarik kembali pernyataannya di Aqaba.
Namun, hal ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh perdana menteri Palestina itu. (bbc/m3/cha)