Sidang empat hari para menlu Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Teheran berakhir Jumat 30 Mei 2003. Sebagai pertemuan besar, sidang di ibu kota Iran itu tentu saja merupakan momentum bagi negara-negara Islam untuk mengkaji masalah regional Timur Tengah (Timteng) pasca perang Iraq.
Setelah terjadi perundingan intensif dalam empat komisi politik, ekonomi, kebudayaan, dan keuangan, sidang itu berhasil merilis 169 resolusi. Selain menyangkut Iraq, resolusi itu juga menyangkut berbagai persoalan global dan dunia Islam lainnnya, termasuk kemelut Palestina, isu perlucutan senjata, perang melawan terorisme, serta pencitraan Islam yang sebenarnya.
Berbagai resolusi yang disudah diputuskan dalam sidang itu sebenarnya memang tidak jauh berbeda dengan resolusi-resolusi sebelumnya. Namun demikian, sidang itu bisa disebut sukses dan berhasil karena telah meluangkan kesempatan bagi negara-negara Islam untuk menuangkan berbagai visi dan pendapat baru mereka mengenai perkembangan dunia.
Sebagian pengamat menilai bahwa OKI hingga masih belum bisa mengerahkan segenap potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk memainkan peranan besar dalam hubungan internasional. Seperti diketahui, dewasa ini, negara-negara anggota OKI menguasai 70 persen simpanan bahan energi dunia. Dari jumlah itu, 43 persennya berupa minyak dan selebihnya berupa gas alam.
Sayangnya, kekayaan itu ternyata tidak membantu menyukseskan berbagai aspirasi politik mereka, terutama pembebasan Baitul Maqdis dari cengkaraman kaum Zionis. Selain itu, kekayaan tersebut juga belum menggairahkan sepak terjang mereka untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Yang tak kalah naifnya, mereka bahkan belum bisa mencapai kesepakatan yang signifikan untuk menciptakan pasar bersama.
Betapapun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini, mereka cukup berhasil mewujudkan kerjasama baru antar negara Islam berkat kegigihan sejumlah negara Islam termasuk Arab Saudi, Mesir, Iran, Turki, Indonesia, Malaysia, dan Pakistan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Walaupun mayoritas mutlak negara-negara anggota OKI mendukung perubahan kinerja organisasi tersebut, menurut para pakar internasional, negara-negara itu hingga hari ini masih belum sampai pada satu rancangan yang tersusun rapi dan komprehensif.
Sidang para menlu OKI di Teheran telah menjadi momentum bagi organisasi negara-negara Islam untuk menciptakan perubahan yang diharapkan akan diratifikasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi OKI di Kuala Lumpur mendatang. (Radio IRIB/Masum/Cha)