Sheikh Moayyad menyampaikannya dalam khutbah Jum’at di Masjid Abi Hanifah Nouman di Baghdad, Juma’t, (25/4) kemarin. Beliau juga meminta kaum Sunni dan Syi’ah untuk mengesampingkan sementara perbedaan dintara keduanya dan bisa hidup secara harmonis.
“Mari katakan tidak kepada AS, tidak kepada penjajahan. Kita sudah tidak mau menggantikan seorang yang kejam dengan pihak yang lebih kejam lagi. Kita ingin rakyat menikmati kebebasan dan ingin masyarakat Islam yang yang memiliki hak dan tugas yang sama, mengelompokkan masyarakat Arab, Kurdi dan minoritas lain”.
“Kita ingin rakyat yang menikmati keamanan…Kita ingin masyarakat Muslim, yang memiliki hak dan tugas yang sama, mengelompokkan masyarakat Arab, Kurdi dan minoritas lain. Kita ingin rakyat tidak dipisahkan oleh sektarianisme, dengan Muslim Sunni dan Muslim Syi’ah bergandengan tangan.” katanya.
Ribuan rakyat Iraq, baik Syi’ah maupun Sunni dikabarkan terus berunjuk rasa anti-AS sejak pasukan penjajah itu hadir di negara mereka.
Reuters mengutip, walau dalam shalat Jum’at itu tak ada unjuk rasa besar-besaran, namun sentimen anti-AS terus berkembang di tengah masyarakat Iraq hingga kini.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kita memang tidak ingin AS atau agennya yang seperti anjing, menggonggong dari luar perbatasan negara ini,” kata Abdel Jabar Khalaf, menunjuk pada kelompok oposisi Irak yang didukung AS yang sekarang ini mengusahakan sebuah peran dalam pemerintahan.
“Kita mau memilih pemimpin kami sendiri secara demokratik menerusi pilihan raya,” kata Khalid Jamil. (rtr/ap/afp/cha)