Hidayatullah.com–Pengecekan keamanan yang intensif di titik-titik masuk ke kota Makkah membuat mereka yang tidak memiliki izin Haji tidak dapat memasuki kota suci dan situs suci lainnya.
Stasiun taksi utama yang membawa jama’ah tanpa izin Haji ke Makkah telah ditemukan dalam keadaan kosong.
Patroli keamanan telah menyisir 60 jalan and jalur gurun pasir yang diambil taksi-taksi privat tersebut untuk membawa jama’ah yang tidak memiliki dokumen ke Makkah dan tempat-tempat suci.
Dalam survei lapangan yang dilakukan oleh Okaz/Saudi Gazette di Jeddah dan Taif ditemukan patroli keamanan yang sangat ketat di Kilo 10 dan di dekat stasiun bus SAPTCO di Jeddah, keduanya merupakan dua pemberhentian utama dari taksi-taksi yang menyelundupkan para jama’ah ilegal.
Polisi memulai kampanye tersebut sejak 25 Syawwal.
Sekitar 1.200 petugas dikerahkan di stasiun Baheeta dan Hada untuk menghentikan jama’ah ilegal, yang membuat masalah bagi pengelola urusan haji Kerajaan Saudi dan mengganggu rencana Haji.
“Langkah keamanan ini akan berlanjut hingga hari pertama Idul Adha untuk mencegah jama’ah ilegal memasuki Makkah dan tanah haram,” kata Brig. Mohammed Al-Harthi, komandan pasukan Haji di Baheeta dan Hada dan kepala kepolisian Taif.
“Kami tidak akan mengizinkan siapapun tanpa izin Haji untuk melewati pos pemeriksaan sampai siang hari tanggal 10 Dzul Hijjah,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa polisi telah menutup dua kantor polisi di Taif untuk mengurusi jama’ah Haji ilegal.
Sumber dari bagian keamanan mengatakan kepada Saudi Gazette bahwa jama’ah ilegal sering mengambil rute berbahaya untuk menuju Makkah, melewati pegunungan Hada. Petugas keamanan telah ditempatkan di area pegunungan tersebut untuk menahan orang-orang yang ingin menunaikan Haji tanpa izin.
“(Jama’ah) ilegal tersebut tidak akan bisa kabur begitu mereka mencapai pegunungan ini,” ujar seorang Saudi yang dulu pernah menyelundupkan jama’ah ilegal ke Makkah.
“Semua jalanan yang tidak rata yang menuju Makkah dan tanah haram itu sudah dikepung oleh para polisi dan relawan,” tambahnya.
Penyelundup biasanya mengikuti dua rute. Rute pertama adalah Jeddah-Jazan jalan pesisir, Umq flyover, dan jalan Akeeshiya, sebelah selatan Makkah. Mereka akan menurunkan jamaah ilegal di tempat sebelum mencapai pos pemeriksaan dan peziarah akan berjalan melewati gunung untuk mengambil taksi yang sama.
Rute kedua lebih sulit dari yang pertama. Penyelundup menggunakan rute ini larut malam untuk menghindari pemeriksaan. Mereka mengikuti jalan memutar non-Muslim untuk mencapai Hada dan penyelundup akan melewati sebuah desa yang ditelantarkan dan kandang ternak untuk mencapai Makkah. Setiap sopir memberikan 200 Saudi Riyal untuk si penggembala,” kata seorang sopir yang pernah membawa jamaah tidak berdokumen ini.
Jamaah Haji Ilegal Dilarang Masuk Saudi 10 Tahun
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Supir-supir taksi ini kemudian tiba di daerah pemukiman selatan Makkah. Jama’ah ilegal akan diturunkan di tempat itu dan disuruh berjalan untuk melarikan diri dari pos pemeriksaan.
“Polisi telah mengintensifkan kehadiran mereka di dua rute tersebut sekarang dan jama’ah ilegal itu sudah tidak akan bisa melarikan diri,” jelasnya.
Dia mengatakan para supir tersebut tidak akan dapat menggunakan jalan lama Jeddah-Makkah untuk menyelundupkan jamaah ilegal karena adanya pengamanan ketat dari patroli keamanan. Penyelundup akan dikenakan denda antara SR500 sampai SR1,000, tergantung status izin tinggal pelanggannya.
Mayoritas jama’ah ilegal adalah orang Arab dan Asia.*/Karina Chaffinch