Hidayatullah.com– Perusahaan-perusahaan dari dua negara serumpun Melayu, Indonesia-Malaysia, bekerja sama membangun kawasan pusat keuangan syariah internasional di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara.
Pada Ahad (08/12/2019), dilakukan pemancangan perdana (ground breaking) pembangunan gedung kembar Menara Syariah tersebut.
Presiden Joko Widodo menyampaikan, pemancangan perdana Menara Syariah PIK 2 ini tidak semata bangunan tinggi.
Tapi katanya juga menunjukkan eratnya hubungan Indonesia-Malaysia, karena proyek bangunan ini merupakan kerja sama perusahaan Indonesia-Malaysia.
“Mudah-mudahan kerja sama kedua negara terus meningkat, serta dengan bangunan Menara Syariah ini membuka lapangan kerja baru, dan mendukung iklim investasi di Indonesia. Selamat dan sukses atas pemancangan perdana Menara Syariah ini,” ucap Jokowi dalam sambutannya lewat video yang ditayangkan pada acara tersebut sebagaimana dikutip website resmi Kementerian Agama, Senin (09/12/2019).
Sejumlah menteri Jokowi hadir pada acara itu, antara lain Menteri Agama Fachrul Razi didampingi istrinya Hani Fachrul Razi, Menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara, Wakil ketua DMI Syafruddin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, serta Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Banten atau yang mewakili.
Menurut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Indonesia akan menjadi pasar terbesar halal dunia.
Dengan penduduk Muslim besar dunia menjadikan Indonesia akan lebih mudah menggenggam pangsa pasar ekonomi syariah. “Rangkul siapa saja yang mau berinvestasi ke Indonesia,” ujar Luhut meminta.
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengapresiasi dibangunnya gedung Islamic Center ini. Proyek yang akan mempekerjakan 5.000 sampai 20.000 tenaga kerja ini dinilai akan menciptakan lapangan pekerjaan cukup besar.
Menurutnya, saat ini pasar keuangan syariah di Indonesia terus meningkat dan harus terus ditingkatkan. Dari 34 bank syariah, 54 asuransi yang ada di Indonesia masih memilki ruang untuk berkembang lebih luas. Ekonomi Indonesia pun diharapkan bisa terus berkembang maju.
“Program ini mendapat support yang baik dari Bupati Tangerang. Kota yang penuh toleransi, dan mengurangi radikalisme. Selamat, dan semoga program ini menambah para investor yang masuk ke Indonesia dalam menambah lapangan pekerjaan,” sebut Airlangga.
Menurut Presiden Direktur Agung Sedayu Group, Nono Sampono, pembangunan menara kembar itu merupakan awal dari megaproyek kawasan pusat keuangan syariah internasional di kawasan PIK 2.
Lewat laporannya, Nono menyampaikan, pengembangan Kawasan PIK 2 ini mencapai 23,5 hektare. Sedangkan Menara Syariah ini akan berdiri di atas lahan seluas empat hektare. Adapun proses pembangunan memakan waktu sekitar 20 bulan, menelan biaya sebesar Rp 3,4 triliun.
Kata Nono, gedung ini ditargetkan akan membuka lapangan pekerjaan untuk sekitar 5.000 karyawan. Gedung kembar Menara Syariah itu didesain memiliki 29 lantai. Di dalamnya akan dibangun juga permukiman masyarakat, rumah sakit, sekolah, universitas, dan fasilitas olahraga penunjang lainnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menara Syariah ini dirancang oleh desainer dari DP Architecs Ltd, yang dianggap berpengalaman mendesain gedung sejenis di Timur Tengah.
Sedangkan perusahaan yang akan membangun Menara Syariah ini di antaranya investor dari dalam negeri, yaitu PT Bangun Kosambi Sukses, kerja sama dua konglomerat Agung Sedayu Group dan Salim Group, PT Fin Centerindo, serta investor Malaysia, Matrix Concepts Holdings Berhad. Sebagai penasihat keuangan yaitu PT Nikko Sekuritas Indonesia.
Agung Sedayu Group dan Salim Group pun menggandeng sejumlah investor mancanegara untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sebab, keseluruhan Kawasan Keuangan Syariah Internasional itu akan membutuhkan investasi US$ 5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun dan jangka waktu 10 tahun.
Nono menyebut, menurut islamic financial service world, Indonesia mendudukui 10 besar dunia. Berdasarkan data saat ini, perekonomian berbasis syariah di Indonesia terus berkembang mengingat bangsa Indonesia juga mayoritas Muslim terbesar dunia.*