Sambungan artikel PERTAMA
Literasi
Apapun yang ingin kita lakukan untuk memperbesar market share BS, maka salah satu kuncinya adalah pemahaman kepada umat, terhadap bagaimana BS itu. Sehingga Literasi menjadi kunci.
Proses literasi ini bukan hanya menjadi tanggung jawab BS saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab negara, ormas Islam, ulama, da’i dan semua unsur umat Islam. Materi-materi kajian, khutbah dan sejenisnya, sudah harus menyentuh aspek ini.
Dari sini diharapkan muncul kesdaran, pemahaman dan langkah konkret dari umat. Kemudian secara bertahap, market share BS meningkat, secara eksponensial, dan menjadi terus membesar. Sehingga dengan ijin Allah, akan mendominasi industri keuangan Indonesia.
Dalam konteks literasi ini, maka start-nya harus diawali dari kesadaran bersyariah yang benar. Ada aturan main yang harus dipahami dalam fiqh muamalah, terutama menyangkut BS ini. Sehingga umat, untuk saat ini, tidak menuntut semua yang berlaku di BS, sama atau lebih tinggi dengan BK.
Sebab saat ini BS terusberproses menuju yang lebih baik. Kedepannya, seharusnya sudah mejadi kebenaran dan keyakinan bahwa tidak ada sistem yang lebih baik, tanpa menerapkan syariah.
Mengubah mind-set ini penting, sehingga dalam bersyariah itu, yang dikedepankan bukan aspek transaksional semata. Namun memang semua ini, karena kita ingin menjalankan perintah Allah Subhanahu Wata’ala dengan benar. Dan olehnya, kita mendapatkan keberkahan disitu.
PR Bank Syariah
Dari uraian di atas, terlepas dari perbedaan pendapat terhadap praktek BS, maka kehadiran BS sesungguhnya adalah sebagai marwah umat Islam. Baiknya, adalah kebaikan umat islam, dan buruknya adalah buruknya umat Islam pula.
Bank Syariah merupakan cermin kecil bagi penerapan syariah di Indonesia. Olehnya, ketika umat sudah menjatuhkan dukungan ke BS, maka mau-tidak mau BS juga harus memperbaiki diri, sehingga memenuhi keinginan umat. Beberapa PR tersebut adalah :
Pertama, menerapkan Prinsip Syariah secara sungguh-sungguh
Umat melihat, praktek BS saat ini masih belum sesuai syariah. Masih banyak kesan “mengakali” sistem konvensional yang di bungkus dalam kemasan Syariah. Maka penerapan sistem yang berbasis syariah mutlak untuk diterapkan.
Kedua, memperbaiki Layanan
Layanan BS dirasa jauh ketinggalan dari BK. Umat sebenarnya mengarapkan sebuah layanan yang murah, mudah, cepat dan sesuai syariah. Ternyata hal ini, masih belum ditemukan di BS. Mesti ada perbaikan disini.
Ketiga, memperluas Jaringan
Jaringan BS memang masih kalah dari BK. Baik kantor Cabang maupun ATM. Sehingga akses umat terhadap BS terkendala. Meski kami tahu bahwa menambah KC/KK dan ATM itu berarti investasi/cost nampaknya perlu ada terobosan untuk ini, sehingga mendekatkan BS dengan umat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Keempat, meningkatkan Pemanfaatan Teknologi
Rerata, pemanfaatan layanan teknologi (informasi) dari BS masih tertinggal dari BK. Padahal seringkali kita ii tidak memegang uang secara fisik, namun melalui teknologi semua bisa dilakukan, dimanapun dan kapanpun. Meski sudah ada, tetap perlu ada perbaikan yang serius, dalam memberikan layanan dengan pemanfaatan teknologi ini.
Sebenarnya masih banyak lagi PR yang harus dikerjakan oleh BS. Namun ke-empat hal diatas adalah yang patut untuk jadi prioritas.
Jika harapan umat, melalui gerakan ormas Islam, seruan ulama, dai dan yang lainnya, bersinergi dan menjadi satu tarikan nafas dengan upaya BS untuk memperbaiki diri itu, agar lebih comply dan sesuai dengan standar syari’ah yang berlaku, maka Insya Allah akan dipermudah jalannya dalam menerapkan Syariah disektor keuangan ini. Wallhu a’lam.*
Ketua Bidang Perekonomian Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah