Hidayatullah.com– Idul Adha adalah salah satu hari kemenangan bagi umat Muslimin di manapun berada. Dalam menyambut hari yang istimewa tersebut, saya menemukan sebuah tradisi unik di Tarim, sebuah kota religius di provinsi Hadhramaut, Republik Yaman.
Memang, masyarakat Tarim sangat kuat memegang nilai-nilai syariat dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, mereka juga sangat antusias mengadakan event-event keagamaan, baik mingguan, bulanan maupun tahunan.
Tradisi unik tersebut adalah Awad-awadan yang biasanya diadakan setelah hari Tasyrik. Tradisi tersebut sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Jika di kebanyakan tempat, umat Islam merayakan lebaran dengan aneka agenda, mulai hari pertama hingga ketiga, bahkan hingga hari kesepuluh, lain halnya di Tarim. Di kota ini, suasana lebaran justru mulai terlihat setelah hari Tasyrik, yakni 11, 12, dan 13 Zulhijjah.
Pasalnya, warga Tarim baru memulai open house untuk sanak saudara, family, karabat, tetangga dan sebagainya setelah hari Tasyrik tersebut.
Di kota Tarim, agenda open house lebih akrab dikenal dengan Awad-Awadan. Acara ini merupakan acara silaturahmi ke rumah-rumah para ulama dan para habaib (sebutan untuk keturunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) setempat.
Layaknya acara silaturrahmi di Indonesia, acara tersebut juga digelar dalam rangka merayakan hari raya, dengan salam-salaman serta berkumpul bersama dalam rangka merayakan hari kemenangan.
Namun, yang ajibnya, open house ala warga Tarim berbeda dengan tempat-tempat lainnya. Jika di kebanyakan tempat, acara open house yang diisi dengan hidangan kue dan aneka makanan lainnya, acara Awad-Awadan di kota religius ini justru dihiasi dengan zikir, shalawatan, doa, mauidhah hasanah, serta kasidah-kasidah nan berbau lebaran lainnya.
Sangat sakral bukan? Saat open house itu berlangsung, terlihatlah suasana lebaran yang sebenarnya. Rumah-rumah kediaman para habaib dan tokoh masyarakat digelar open house secara berjadwal dan bergilir. Jadwalnya pun sudah ditetapkan secara permanen untuk setiap tahunnya.
Biasanya, Open House Idul Adha di kota Tarim tidak jauh berbeda dengan Open House Idul Fitri. Diawali dengan keluarga Al-Haddad di Masjid Al-Fath Imam Al-Haddad saat pagi hari raya ke-5.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kemudian disusul dengan open house keluarga Balfaqih di rumahMunshib Balfaqih. Kemudian open house keluarga Bin Syihab di rumah kediaman Habib Adullah bin Syihab. Kemudian setelah itu, open house keluarga Al-Idrus hingga seterusnya.
Acara open house tersebut bersifat terbuka, yakni siapa pun boleh hadir. Oleh karena itu, masyarakat membeludak hadir meramaikan acara tersebut. Suasana terlihat ramai. Seakan-akan, saat inilah mulainya hari lebaran. Begitulah sakralnya tradisi open house di kota ‘Para Wali’ ini.* Kiriman Yunalis Abdul Gani Lc, mahasiswa Pascasarjana di Universitas AlAhgaff, Tarim Yaman, asal Aceh, Konsultan Forum Lingkar Pena (FLP) Yaman