Hidayatullah.com–Munculnya anak – anak yang berani kepada orang tua saat ini banyak kita temui di sekitar kita. Kondisi tersebut jelas berbeda dengan zaman yang lalu dimana anak – anaklah yang takut pada orang tua mereka masing – masing.
Demikian salah satu materi yang disampaikan, Ketua ASWAJA Cabang Pandaan, Gus Kholili Hasib, di Masjid al Hidayah Kupang Jabon.
Dosen Institut Agama Islam Darullughah Wadda’wah Bangil ini melanjutkan pembahasan mengenai tanda – tanda akhir zaman dengan membacakan kalam Kiai Hasyim ‘Asyari dalam kitabnya Risalah Ahlusunnah.
Pengajian dibuka dengan sebuah hadits yang berkaitan dengan akhir zaman. Tentang munculnya anak yang suka marah-marah, hujan turun dimusim panas, dan banyak sekali orang yang berperangai buruk, demikian mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani.
Tanda akhir zaman berikutnya, adalah datangnya hujan di musim kemarau. Fenomena alam ini, tidaklah sama seperti biasanya seperti turunnya hujan ketika musim panas itu membuktikan alam sudah mulai kehilangan keseimbangannya.
Ketiga, menjamurnya orang – orang yang tercela.
“Orang yang berkualitas buruk ini akan semakin banyak jumlahnya mengalahkan orang yang baik. Dan bahkan orang yang terburuk akan diangkat sebagai pemimpin diantara golongan – golongan manusia. Orang yang baik lagi alim akan tidak lagi diperdulikan karena jumlah orang bodoh sudah terlalu banyak,” ujar penulis buku Adab Politik Menurut Imam al-Ghazali ini.
Hadits berikutnya adalah hari kiamat tidak akan terjadi sampai semua kabilah (Suku Bangsa) dipimpin oleh orang munafik, dan pemimpin kaum adalah yang paling hina di antara mereka, dan yang memimpin kabilah adalah orang-orang fasik. (HR. Tirmidzi, Thabrani)
Kelak di akhir zaman, akan banyak ditemui kabilah atau masyarakat atau manusia yang dipimpin oleh orang – orang yang munafik. Orang yang buruk ini ketika naik pangkatnya menjadi seorang pemimpin maka yang akan timbul selanjutnya adalah kerusakan yang parah.
Akibatnya masyarakat juga akan menjadi rusak. Kondisi seperti ini pernah diterangkan oleh Imam al Ghozali bahwa apabila masyarakat telah rusak, itu dikarenakan pemimpinnya rusak, pemimpin rusak karena ulamanya rusak, dan rusaknya ulama karena rusaknya ilmu.
“Jadi inti dari semua kerusakan adalah masalah ilmu.”
Banyak ilmu yang dikorupsi kemudian mengakibatkan rusaknya Negara. Apabila hanya materi yang dikorupsi, maka kerugian yang terjadi akan tampak pada masalah keuangan Negara. Namun apabila sudah ilmu yang telah dikorupsi, maka akibat yang terjadi adalah rusaknya masyarakat yang mengakibatkan rusaknya Negara seperti perkataan Imam al Ghazali.
Tanda lain datangnya akhir zaman juga dijelaskan oleh peneliti Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) ini bahwa pembohong akan dianggap menjadi orang yang paling jujur. Sebaliknya orang yang benar lagi baik dan sholeh difitnah sebagai orang yang bodoh.
“Dan diantara tanda – tanda hari kiamat lainnya adalah dihiasnya mihrab masjid dengan sangat indah. Sementara manusia – manusianya dibiarkan dalam keadaan rusak,” ujarnya.
Baca: Barisan Mukmin atau Barisan Munafik?
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya kiamat tidak akan terjadi sampai ada perlombaan secara besar – besaran untuk menghias masjid dan melupakan kondisi keimanan masyarakatnya.
Zaman salaf terdahulu para ulama hanya fokus untuk membangun hati daripada berlomba untuk membangun masjid. Hari ini masjidnya bertingkat tingkat namun jamaahnya sangat sedikit.
Begitu pula bahanya ketika membangun masjid dengan cara merobohkan bangunan atau pondasi awalnya dengan niatan untuk membangun masjid baru yang megah. Perbuatan demikian ini termasuk salah karena bisa memutus sekian pahala waqaf dari para donator terdahulu. Orang yang demikian ini menurut Kholili, dikhwatirkan menjadi orang yang fasiq.
Demikianlah beberapa kalimat KH Hasyim Asyari tentang hari kiamat.
Di akhir kesempatan Gus Kholili berpesan untuk warga Nahdiyin untuk selalu mengikuti ajaran Kiai Hasyim sebagai pendiri dari organisasi Nahdatul Ulama (NU) karena beliaulah salah satu contoh ulama yang benar.*/kiriman Rizal Abduh