Hidayatullah.com-Dompet Dhuafa Jawa Tengah (DD Jateng) mengirimkan dua dai yang tergabung dalam Corp Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) untuk berdakwah di kapal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) dalam program Dai Samudra pada awal Juli lalu.
Pada Ramadhan kali ini, Dai Samudera dilaksanakan pada tanggal 1-3 Juli lalu dengan rute perjalanan Semarang-Kumai (Kalimantan)-Semarang dengan lama satu kali perjalanan selama 21 jam. Dua orang dai Cordofa tersebut yakni Ustadz Abita dan Ustadz Pramudita.
Berikut laporan dakwah Dai Ustadz Abita dan Ustadz Pramudita selama berada di atas kapal mengarungi lautan Indonesia nan luas.
Perjalanan ke Kumai dimulai pukul 11.00 WIB tanggal 1 Juli 2015. Sholat Dhuhur berjama’ah dilakukan sebagai pembuka kegiatan. Shalat dhuhur berjama’ah diikuti oleh 40 orang penumpang. Bersama dengan Bapak H.Darwi takmir mushola At-Tin KM Egon membicarakan mengenai beberapa kegiatan akan dilaksanakan selama perjalanan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi Kajian menjelang buka, Buka bersama, shalat magrib berjamaah, shalat tarawih, Kultum tarawih, Tadarus dan belajar baca Al-Quran serta sholat subuh berjama’ah.
“Para kru dan penumpang sangat antusias dengan kedatangan kami, tidak ada penolakan dari mereka, justru mereka merasa senang ada ustadz yang menemani untuk memberikan siraman ruhani selama perjalanan,” tutur Pramudita seperti rilis yang diterima hidayatullah.com, Rabu (08/07/2015).
Menjelang buka puasa, pengurus mushola mempersiapkan takjil untuk dibagikan kepada para jamaah. Setelah berbuka bersama dilanjutkan dengan shalat Magrib, shalat Isya’ dan shalat Tarawih bersama. Shalat tarawih dipimpin oleh Abita.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Pihak takmir mushola kapal PELNI justru meminta kami sebulan sekali untuk memberikan siraman rohani dan pencerahan kepada kru yg bertugas agar kepenatan bekerja bisa hilang sejenak,” ujar Abita.
Mereka pun bercerita bahwa saat menunaikan shalat tarawih ada sebagian yang muntah karena mabuk laut, tetapi tetap tidak mengurangi semangat para penumpang untuk beribadah.*