Hidayatullah.com–Sebagaimana halnya penetapan pemerintah Indonesia, Idul Adha 10 Dzulhijjah 1435 H di Negeri Jiran Malaysia bertepatan dengan hari Ahad, 5 Oktober 2014.
Bedanya di tanah air sebagian kaum Muslimin telah menunaikan shalat Id sehari sebelumnya, hari Sabtu 4 Oktober.
Di negara tetangga yang menjadikan Islam sebagai negara resmi itu tidak pernah terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Shalat hari raya pun selalu dilaksanakan serentak di seluruh Malaysia.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, seluruh warga setempat dan pendatang dari berbagai negara menyatu dalam pelaksanaan Idul Adha kali ini.
Meskipun di negara-negara Arab shalat Hari Raya Haji tahun ini lebih duluan sehari dari Malaysia, namun para warga asing itu tetap mengikuti penetapan pemerintah setempat.
“Kami harus mengikuti penetapan berdasarkan ru’yah hilal di negera ini,” ucap Syeikh Baidar, salah seorang kandidat doktor bidang fiqih di IIUM asal Yaman ketika berbincang di depan pintu masjid.
Pelaksanaan shalat Idul Adha di Masjid Sultan Haji Ahmad Shah kampus IIUM Gombak-Kuala Lumpur dimulai tepat pukul 08.30 pagi waktu setempat. Bertindak selaku Imam dan Khatib Asst. Prof. Dr. Majdan Alias (Direktur Masjid IIUM).
Di depan jamaah yang mayoritas warga asing dari kalangan dosen, staf, mahasiswa dan profesional itu, khatib di awal khutbahnya menyampaikan hakikat ibadah qurban, yakni sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan wujud taqwa seorang hamba.
Sang khatib selanjutnya menyetir firman Allah dalam Surah Al Hajj ayat 37 yang artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Dr. Majdan yang juga dosen di Department of Usul al-Din and Comparative Religion IIUM itu mengingatkan jamaah agar berhati-hati dengan semakin dahsyatnya serangan pemikiran dan budaya terhadap ummat Islam.
“Banyak kaum Muslimin yang menjadi korban dari ideologi sesat yang disebarkan melalui opini di berbagai media,” tegasnya.
Khatib lalu memberi motivasi agar umat Islam senantiasa meningkatkan kualitas diri yang tentunya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan.
“Setiap Muslim harus bermujahadah untuk meningkatkan kualitas diri dari berbagai sisi, khususnya ilmu pengetahuan dan kepribadian,” ujarnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebagai salah satu hikmah ibadah qurban, Dr. Majdan menghimbau jamaah untuk selalu menumbuhkan rasa solidaritas sesama kaum Muslimin yang sedang menghadapi ujian berat seperti Palestina, Suriah, Mesir, Iraq, dan negara-negara lainnya.
Usai menunaikan shalat Id dan mendengarkan khutbah, para jamaah yang didominasi mahasiswa bubar sambil mencari tempat berkumpul masing-masing sesuai negara asal.
Tradisi salaman dan ngobrol santai secara berkelompok ini dapat disaksikan juga setiap pekan ketika selesai shalat jumat.
Forum informal itu dijadikan wadah silaturrahim untuk melepas rindu dan berbagi informasi di antara mahasiswa dari setiap negara.*/kiriman Abu Dani, Kuala Lumpur