Hidayatullah.com–Bekerja sama dengan Dewan Pengurus Wilayah Hadhramaut PPI Yaman Forum Lingkar Pena (FLP) Hadhramaut menggelar acara diklat kepenulisan pada hari Jumat (18/05/2013) kemarin.
Adanya diklat ini merupakan bagian dari rancangan agenda kegiatan FLP Hadhramaut yang baru berdiri enam bulan terakhir ini.
Acara yang dihelat dari pukul 16:00-22:00 KSA ini berjalan lancar. Diklat kepenulisan ini dihadiri oleh berbagai delegasi organisasi kedaerahan dan lembaga pendidikan yang ada di wilayah Hadhramaut.
Acara bertempat di Auditorium Fakultas Syariah Wal Qanun, Univ. Al-Ahgaff, Tarim. Hadir sebagai narasumber, Dr. Mushtofa Luthfi, seorang mantan wartawan kantor berita Antara yang kini kolumnis di media hidayatullah.com.
Dalam sambutannya, M. Bukhori, selaku ketua panitian pelaksana Diklat Kepenulisan, memaparkan bahwa tujuan digelarnya acara ini adalah untuk meningkatkan performa dunia tulis-menulis khususnya di kalangan pelajar Indonesia di Yaman. Mengingat, pentingnya seorang yang telah menimba banyak ilmu untuk mentransfer pemahaman yang telah ia dapat melalui media pena.
Acara pelatihan dengan tema “Pengantar Menjadi Da’i Pewarta/Penulis” ini merupakan yang pertama kali digelar oleh FLP Hadhramaut dan sangat penting sebagai bekal bagi para peserta delegasi, khususnya anggota FLPers sendiri.
Sebelum acara diklat dimulai, semua peserta diklat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diteruskan dengan pemutaran video tentang Komunitas Penulis Semut Merah sekaligus pemberian penghargaan kepada para partisipan cerita inspirasi yang diadakan oleh Komunitas Semut Merah 75, yang dipromotori oleh PPI Dunia.
Acara diklat kepenulisan ini dibagi menjadi dua sesi; teori dan praktik. Di awal pembukaan diklat, Musthafa Luthfi, doktor lulusan Khourtoum, Sudan, ini terlebih dahulu mengajukan pertanyaan kepada para peserta diklat mengenai apa tujuan mereka menghadiri acara pelatihan diklat tersebut. Menurutnya, langkah awal ini penting guna memaksimalkan dan fokus pada tujuan diadakannya pelatihan diklat.
Musthafa memberikan kiat-kiat praktis terkait dunia tulis-menulis. Supaya tidak mengalami kemandegan inspirasi ketika menulis, seorang penulis terlebih dahulu harus menentukan tema yang akan ditulis. Kemudian mengapa memilih tema itu? Seberapa aktual dan pentingkah tema itu untuk ditulis? Bagaimana tanggapan para pengamat, ulama, dan para pakar terhadap tema yang sedang kita tulis tersebut?,” demikian paparan Musthafa pada para peserta.
“Bila Anda telah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat dipastikan seorang penulis tidak akan mengalami hambatan dalam menulis”, tegas Musthafa Luthfi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Untuk sesi praktik, peserta diklat dibagi menjadi beberapa kelompok. Di mana dalam setiap kelompok diminta untuk mengusung sebuah tema lalu masing-masing dari anggota kelompok itu menuangkan idenya ke dalam bentuk artikel sesuai dengan tema yang telah disepakati tersebut. Fungsi dari pengelompokan ini adalah sebagai media sharing jika peserta diklat mengalami kendala ketika proses menulis.
Di akhir penghujung acara, peserta diklat disuguhkan dengan acara pembacaan puisi oleh Abdul Muhid, juara I lomba baca puisi yang diadakan oleh PPI Yaman pada 21 Februari yang lalu.*/Kiriman ZA Fanani, Alfin, Hanafiyah, anggota ZFLP Cabang Hadhramout, Yaman