Oleh: Ady Amar
Hidayatullah.com–Sore kemarin saat ngeteh sambil nonton tivi. Tentu berita gempa Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dan banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) mendominasi pemberitaan. Hati terenyuh melihatnya.
Memasuki tahun 2021, musibah alam datang silih berganti. Mulai longsor Sumedang, disusul gempa Mamuju berkekuatan 6,2 M, dan tentu banjir dahsyat Kalsel. Juga bencana jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Teluk Jakarta.
Tiba-tiba ponsel bergetar, ada pesan masuk. Ternyata meme yang dikirim. Cukup menghibur. Bisa buat senyum mengembang.
Meme itu dua gambar yang sama, disusun atas bawah. Seorang perempuan dewasa dan anak perempuan kecil. Mereka berdua menghadap banjir.
Terjadi dialog yang digambarkan lewat tulisan. Tanya anak perempuan itu, “Apa penyebab banjir Kalsel?” Perempuan dewasa itu menjawab, “Curah hujan terlalu tinggi.” Itu pada gambar pertama.
Pada gambar kedua, gambarnya pun sama, tapi pertanyaan yang diajukan berbeda dengan gambar pertama. Ini yang buat lucu absurd.
Tanya anak perempuan itu lagi, “Kalau banjir Jakarta?” Perempuan dewasa itu lantang menjawab, “Anies Baswedan.” He-he-he… Anies Baswedan penyebab banjir Jakarta.
Entah siapa yang buat meme itu. Meme itu menyampaikan satu pesan, bahwa apa pun yang jelek-jelek di DKI Jakarta pastilah disebabkan Anies Baswedan.
Itu sudah semacam “mesin penjawab” yang sudah diprogram demikian. Tanpa berpikir. Pokoknya Anies Baswedan itu jelek. Tidak ada bagus-bagusnya sedikit pun.
Karena itu “mesin” yang diprogram, maka tentu ia tidak memiliki indera mata, pendengaran, dan perasa… Keberadaannya hanya dikendalikan.
Ada yang menyebut, itu bukan “mesin” sebenarnya, tapi jenis makhluk hidup juga. Semacam burung beo yang diajarkan bicara dengan hanya menyebut satu nama: Anies Baswedan.
Ada pula yang menyebut, “mesin” itu sebenarnya manusia juga, bukan “mesin” yang sesungguhnya. Punya indera, juga punya otak. Biasa disebut dengan manusia OD (otak dikit).
Apa pun julukan kelompok manusia jenis itu, memang nyata ada. Manusia yang diprogram, dan hanya bicara yang jelek-jelek. Dan itu tentang Anies Baswedan.
Biasa juga disebut dengan sebutan populer, buzzerRp. Manusia upahan dengan hanya satu tujuan, tutup mata dan pendengaran, serta kebiri otak dan sisakan dikit. Untuk apa?
Agar mata tidak mampu melihat keberhasilan pembangunan yang ada di Jakarta, dan juga tidak mendengar hal-hal baik tentang Anies Baswedan. Sisakan otak dikit, agar tidak memberontak lalu bisa melihat keberhasilan yang ada di depan mata.
Zombie yang “Digerakkan”
Manusia yang dikendalikan itu, tentu menganggap diri juga bekerja. Punya pekerjaan, itu sama dengan debt collector, yang juga menganggap itu pekerjaan. Sebuah profesi OD, yang sama-sama meneror.
Tentu debt collector bekerja hanya pada sasaran personal. Ia bekerja hanya menyasar pada mereka yang bermasalah, misal soal kredit macet dan sejenisnya.
Meski sama-sama pekerjaan “tidak terhormat”, ternyata debt collector sedikit lebih baik ketimbang manusia yang “diprogram” itu. Meski dua-duanya itu, pekerjaan yang mesti dijauhi.
Pekerjaan yang sama-sama buruknya, meski debt collector tidak sampai membuat opini jahat yang meluas, semacam manusia yang “diprogram” itu.
Hindari bicara tentang dosa pada mereka itu, karena itu pekerjaan yang sudah diniatkan. Dan mana mungkin ada rumus dosa dikenalnya. Pokoknya bisa hidup, itu yang ada di OD-nya.
Karenanya, manusia yang digerakkan bak mesin, itu sama dengan zombie dalam film-film kelas tiga Hollywood. Orang mati yang berjalan dan ingin mengotori peradaban dengan menggigit makhuk hidup lainnya, agar berubah wujud sama dengannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Persis sama kan dengan manusia yang “digerakkan”, yang juga menebar opini buruk dan dusta atas seseorang, terus menerus tanpa henti. Jika berhenti, maka periuk nasi tidak mengebul.
Beberapa saat ini manusia yang “digerakkan” itu sunyi tidak terdengar beritanya. Itu karena tidak ada isu tentang Pak Anies Baswedan yang bisa digoreng.
Berita yang ada, hanya berita keberhasilan Pak Anies Baswedan dan Pemprov DKI Jakarta, dan itu tentang memenangi banyak penghargaan. Tidak hanya penghargaan dalam negeri tapi juga internasional.
Pastilah saat ini manusia yang “digerakkan” sedang menantikan, atau berharap buruk, agar DKI Jakarta diguyur hujan deras, mengakibatkan banjir besar.
Kita tunggu saja, jika hujan turun dengan curah tinggi, dan Jakarta banjir, maka pastilah makhluk zombie itu akan muncul “menghajar” Anies Baswedan.
Sedang pada banjir Kalsel yang dahsyat itu, bukan “mesin” sama yang diprogram pada OD-nya, maka mustahil ada pernyataan buruk muncul dari mulut mereka.
Kecuali jika program mesin itu error, paling-paling yang disalahkan itu Tuhan… Gara-gara Tuhan sampai ada banjir di Kalsel itu…*
Kolumnis, tinggal di Surabaya