Sambungan artikel PERTAMA
Begitulah kewajiban bersolidaritas terhadap sesama Muslim sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk bersolidaritas terhadap saudara-saudara kita Rohingya yang sedang menderita dengan ikut merasakan penderitaan mereka, peduli dan empati terhadap mereka, menolong memenuhi kebutuhan mereka, dan membela hak-hak mereka yang terzalimi dan tertindas. Inilah bukti iman dan ukhuwah Islamiah kita yang diwajibkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.
Sanksi Politik dan Militer
Kita wajib bersolidaritas untuk Muslim Rohingya. Di antara sikap atau tindakan solidaritas yang wajib dilakukan oleh seorang Muslim, khususnya pemimpin Muslim, dalam menyikapi persoalan umat Islam Rohingya:
Pertama; Tindakan militer (jihad). Para pemimpin Muslim harus bersatu mengirim pasukan militer untuk menghentikan pembunuhan terhadap umat Islam Rohingya dan membela Muslim Rohingya yang terzalimi dan tertindas. Tidak ada cara yang dapat menghentikan aksi pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan oleh militer Myanmar melainkan dengan militer juga. Militer harus dihadapi dengan militer pula. Cara ini sangat efektif, karena dapat menakutkan musuh-musuh Islam dan memberi pelajaran kepada mereka.
Cara militer ini yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam ketika umat Islam dibantai di Tabuk dan daerah lainnya. Ketika mendengar berita bahwa umat Islam di Tabuk dibantai oleh pasukan Romawi karena mempertahankan keimanan mereka, maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam pun langsung bersikap dengan mengirim pasukan militer untuk berjihad melawan pasukan Romawi pembunuh umat Islam sehingga pasukan Romawi ketakutan dan dikalahkan.
Begitu pula dilakukan oleh para khalifah khulafaurrasyidin dan para khalifah setelah khulafaur rasyidin pada masa-masa kekhalifahan Islam ketika umat Islam diperangi, dibantai dan ditindas oleh musuh-musuh Islam, mereka langsung mengirim pasukan untuk berjihad untuk membela dan menyelamatkan umat Islam dari kezaliman musuh-musuh Islam. Islam pun menjadi kuat, mulia dan ditakuti musuh.
Islam memerintahkan umatnya berjihad dengan tujuan untuk membela diri dan membela agama. Allah Swt berfirman: “Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Mahakuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata,“Tuhan kami ialah Allah..” (Al-Hajj: 39-40). Allah Swt berfirman: “Berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah..” (At-Taubah: 41). Allah Swt berfirman: “Perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya.” (At-Taubah: 36). Maka para pemimpin Muslim harus membuka pintu jihad bagi orang yang mampu dan ingin berjihad demi membela saudaranya yang terzalimi dan tertindas dan membela agama.
Kedua; Memberi sanksi politik dan ekonomi kepada pemerintah Myanmar untuk menekan rezim Myanmar agar menghentikan pembantaian terhadap umat Islam Rohingya. Para pemimpin Muslim harus bersatu untuk memberikan sanksi politik dengan memutuskan hubungan dengan pemerintah Myanmar dan mengusir dubes dan anggota dipomatik Myanmar dari negara mereka. Selain itu, sanksi ekonomi mesti diberlakukan. Sanksi politik dan ekonomi ini sangat memungkinkan dan bisa dilakukan oleh setiap pemimpin Muslim. Tentu ini juga sangat efektif.
Ketiga; Berinfak untuk membantu meringankan penderitaan Muslimin Rohingya. Kita wajib berinfak sesuai dengan kemampuan masing-masing, terlebih lagi bagi pemimpin Muslim. Setiap kita mampu berinfak, karena setiap kita punya harta walaupun sedikit. Bagi yang memiliki banyak harta maka hendaklah berinfak dengan harta yang banyak. Bagi yang punya sedikit harta, maka berinfak dengan sedikit hartanya. Infak kita sangat bermanfaat bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka sangat membutuhkan makanan, pakaian dan selimut, tenda/rumah dan obat-obatan. Dengan infak ini dapat meringankan penderitaan mereka.
Keempat; Berdoa untuk Muslimin Rohingya. Kita juga bisa membantu saudara kita Muslimin Rohingya dengan doa agar Allah Swt menolong mereka. Kita mohon kepada Allah Swt agar Allah Swt menyelamatkan umat Islam Rohingya dari kezaliman militer dan sipil Budha Myanmar dan membinasakan musuh Islam tersebut. Doa kita sangat dibutuhkan oleh saudara-saudara kita Muslimin Rohingya. Nabi saw bersabda: “Doa itu senjata orang mukmin”. Setiap kita mampu berdoa. Maka hendaklah kita berdoa setiap saat untuk saudara-saudara kita Muslimin Rohingya.
Dengan kondisi umat Islam Rohingya seperti saat ini, maka doa qunut nazilah sangat dianjurkan, terutama dibaca pada setiap shalat lima waktu di rakaat terakhir setelah ruku’. Rasulullah Saw melakukan qunut nazilah dan memerintahkan umat Islam untuk membacanya pada setiap shalat lima waktu ketika umat Islam dibantai oleh orang-orang kafir.
Baca: Ayo, Saatnya Jihad dengan Harta!
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kelima; Mengadakan aksi solidaritas dan penggalangan dana untuk umat Islam Rohingya. Aksi ini perlu dilakukan di berbagai daerah di seluruh Indonesia, terutama di depan kedubes Myanmar di Jakarta, untuk membela Muslim Rohingya dan mengecam/mengutuk perbuatan biadab pemerintah Myanmar. Tidak hanya itu, aksi ini juga untuk menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan tindakan biadabnya dan mengusir dubes beserta para anggota diplomatik Myanmar dari Indonesia. Selain itu, aksi ini dilakukan untuk meminta kepada pemerintah kita agar bertindak segera untuk menghentikan pembantaian dan pengusiran umat Islam Rohingya dan meminta pemerintah kita untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar. Mengingat Indonesia merupakan negara Muslim terbesar. Aksi-aksi solidaritas ini perlu diekspos di berbagai media, baik media lokal, nasional maupun internasional.
Akhirnya, mari kita membantu saudara-saudara kita Muslimin Rohingya sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita masing-masing. Bagi yang mampu berjihad, khususnya pemimpin Muslim, maka kewajibannya berjihad. Inilah yang paling efektif. Paling tidak, pemutusan hubungan dengan Myanmar. Bagi yang tidak mampu berjihad, maka kewajibannya berinfak, berdoa untuk Muslim Rohingya dan mengadakan aksi-aksi solidaritas. Setiap kita bisa menolong mereka dengan infak, doa dan mengadakan aksi solidaritas tanpa ada kesulitan. Jika kita hanya diam, maka bagaimana kita akan mempertanggung jawabkan sikap diam dan ketidakpedulian kita ini kepada Allah Swt pada pengadilan yaumul mahsyar (hari kebangkitan) nanti? Semoga Allah Swt memberi pertolongan-Nya kepada saudara-saudara kita Muslimin Rohingya. Amin..!
Penulis doktor ushul fiqh, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, Pengurus Dewan Dakwah Aceh dan anggota Rabithah Ulama dan Duat Asia Tenggara