Sambungan artikel PERTAMA
Israel, yang secara ilegal mencaplok Jerusalem Timur pada 1967, menempatkan kontrol mereka di sepanjang Kota Tua melalui kehadiran pasukannya dan lebih dari 400 kamera yang berjejer di lorong-lorong situs Warisan Dunia itu.
Rencana untuk memasang kamera yang sama di gerbang-gerbang al-Aqsha telah diusulkan oleh pemerintah penjajah Zionis bertahun-tahun yang lalu, tetapi selalu berhasil ditolak oleh rakyat dan para pemimpin Palestina.
“Pemerintah Israel telah mengumumkan kehadiran sejumlah besar pasukan keamanan, serta kamera, untuk enam bulan ke depan untuk mengamankan situs … Langkah itu tidaklah dibutuhkan, tidak pula sebanding dengan tujuan mereka,” Yara Jalajel, seorang peneliti Palestina di Institut Kairo untuk Studi HAM, mengatakan pada Aljazeera.
“Langkah-langkah itu melebihi apa yang boleh dilakukan Israel, penjajah, dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum. Langkah itu juga dianggap bertujuan untuk memastikan kontrol dan menjatuhkan kekuasan de facto atas situs itu, yang dimana Israel tidak miliki di bawah hukum.”
Baca: OKI Gelar Rapat Darurat Terkait Krisis Masjidil Al-Aqsha
Usama Halabi, seorang pengacara dan penulis di pengawasan Israel, mengatakan bahwa pengawasan pada Palestina sudah merupakan status quo di Kota Tua.
“Saya tidak mengerti masalah mengenai kamera. Ini secara teknis jelas-jelas pengembangan pengawasan melalui kamera yang lebih canggih, tetapi mereka sudah bisa melihat siapa yang masuk dan keluar al-Aqsha dan Kota Tua,” Halabi mengatakan pada Aljazeera.
“Kamera itu masuk ke dalam sistem komputer mereka dan mereka sudah bisa mengetahui semuanya tetang saya. Mereka dapat mengetahui susunan keluargaku dalam beberapa menit,” dia menambahkan. “Setiap hari, saya melihat 10-an pemuda di pengadilan yang mereka masukkan setelah seminggu atau dua minggu melihat mereka di kamera pengawas, dan menuduh mereka melempar batu dan mereka menghadirkan video sebagai bukti. Beberapa tentara dan penjaga di Kota Tua memiliki kamera yang terpasang di helm-helm mereka, dan setiap kelompok tentara yang ditempatkan di Kota memiliki kamera genggam untuk merekam konfrontasi.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun, bagi rakyat Palestina, masalah pemasangan kamera di pintu-pintu masuk komplek Masjid al-Aqsha merupakan manifestasi lain dari kontrol Israel terhadap situs suci itu.
“Menyetujui langkah-langkah baru berarti menyetujui kontrol Israel atas al-Haram al-Sharif dan bahkan atas rakyat Palestina,” ujar Shaheen mengatakan.
“Masalah bagi kami ialah Israel sedang menusuk jari-jari mereka ke dalam mata dan tenggorokan rakyat Palestina, dan kita harus menolaknya,” ujarnya.*
Zena al-Tahhan adalah jurnalis dan produser Aljazeera Online versi Bahasa English