Sambungan artikel Pertama
Oleh: Eli Clifton
Asosiasi Amerika untuk Penelitian Opini Publik, yang menetapkan standar etika untuk lembaga survei, memperingatkan bahwa survei opt-in dapat menyesatkan dan tidak akurat.
“Pelaksana survei pendapat atau surveior tidak memiliki pengetahuan mengenai siapa yang menanggapi pertanyaan,” hal itu memperingatkan dan mencatat bahwa survei tersebut tidak memiliki “‘hubungan dasar statistik’ terhadap populasi.
Akibatnya, perkiraan dari para relawan yang memilih sendiri adalah penyebab kesalahan yang tidak diketahui yang tidak dapat diukur. ”
Pusat Kebijakan Keamanan dan lembaga survei yang mereka tugaskan, Survei Perusahaan/Trend Wanita, juga merupakan sumber yang dipertanyakan untuk tujuan penelitian dalam membentuk kebijakan publik.
Pusat Kebijakan Keamanan adalah sebuah institusi penelitian intensif yang bekerja seperti pemburu sebagian besar didedikasikan untuk memerangi upaya mengurangi pengeluaran pertahanan (mereka telah menerima dana dari Boeing, General Dynamics, Lockheed Martin, Northrup Grumman, Raytheon, dan General Electric) dan mempromosikan teori konspirasi yang tidak berdasar tentang warga Muslim Amerika.
Presiden kelompok, Frank Gaffney, mengklaim, tanpa bukti, bahwa Hillary Clinton membantu Huma Abedin, aktivis anti-pajak Grover Norquist, dan mantan orang yang ditunjuk oleh George W. Bush, Suhail Khan, mereka dianggap bagian dari rencana besar Al Ikhwan Al Muslimin untuk menyusup ke pemerintah AS.
Ia juga mengklaim bahwa logo dari Missile Defense Agency (Badan Pertahanan Rudal) “terlihat secara mengancam yang merefleksikan perubahan dari simbol Islam bulan sabit dan bintang dengan logo kampanye Obama.”
Gaffney mempertahankan hubungan publik yang erat dengan kepala strategi Trump, Steve Bannon, sebelum Bannon bergabung dengan kampanye Trump, muncul 29 kali di acara radio Bannon dan sering memberikan kontribusi sebagai kolumnis di Breitbart.com, dimana Bannon menjabat sebagai ketua.
Pemain Anggar Amerika Kecam Retorika Donald Trump yang Anti-Muslim
Peran Gaffney
Pekan lalu, LobeLog mengungkapkan bahwa Gaffney memainkan peran di belakang layar dalam pembentukan kelompok lintas agama baru yang mendukung agenda anti-Muslim Trump.
Pilihan Gaffney dari perusahaan survei pendapat, Survei Perusahaan/Trend Wanita, menarik juga. Presidennya adalah penasihat Trump, Kellyanne Conway, yang baru-baru ini menjadi berita utama pekan lalu ketika dia menggambarkan pemerintahan memasok media dengan “fakta alternatif”, yang mengarah ke perbandingan dengan rezim totaliter pada novel George Orwell 1984.
Menyusul pengumuman kampanye Trump mengusulkan pelarangan terhadap imigrasi Muslim, perwakilan tanpa nama dari perusahaan Conway mengatakan kepada majalah New York bahwa survei pendapat itu secara statistik tidak dapat diandalkan dan Trump telah menyalahgunakan data.
Biksu Anti Muslim Myanmar Samakan Dirinya dengan Donald Trump
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mereka berkata:
“Sebagaimana survei pendapat ini dilakukan antara kelompok online opt-in responden, kami tidak mempublikasikan tingkat kesalahan atau menyarankan klien kami bahwa data secara statistik mewakili seluruh populasi Muslim AS.
Selain itu, dasar dan usulan kebijakan Bapak Trump tidak memiliki dukungan dalam survei.”
Dengan kata lain, kekacauan yang terlepas pada akhir pekan dari perintah eksekutif Trump akan adanya pelarangan masuknya warga dari tujuh negara mayoritas Muslim sangat dimungkinkan berakar semenjak penerimaan Trump terhadap “fakta alternatif” yang dicetus Kellyanne Conway dan teori konspirasi anti-Muslim yang diadopsi oleh Islamofobia dari Washington yang paling terkenal.*
Penulis pernah menjadi wartawan Independent News Network, ThinkProgress, dan Inter Press Service (IPS). Artikel dari laman lobelog.com diterjemahkan Ummu Qudsy