Oleh Ozzy Oss
Dua hari setelah pemboman bali, tuduhan bahwasanya Islam yang berada di belakang pemboman di Bali telah beredar di media-media di Australia. Hinaan dan kebencian terhadap Islam beredar di mana-mana bahkan penyerangan dan pengrusakan terhadap masjid dan sekolah Islam terjadi di Lakemba salah satu suburb di Sydney di mana komunitas Islam (bukan merupakan mayoritas) terbanyak di bandingkan suburb (desa) lain..
Tuduhan dan kebencian terhadap Islam tanpa alasan telah mencapai tingkat ingin memusnahkan. Ini dapat dibaca dari salah satu surat pembaca di Daily Telegraph koran harian Australia tertanggal 18 Oktober 2002, menyatakan sudah saatnya negara barat bersatu untuk menghancurkan kaum biadab (tentu yang dimaksudnya negara-negara Islam). Dan bahkan banyak hinaan lain yang tak sanggup diungkapkan dengan kata-kata.
Sebagai seorang muslim Indonesia yang berada di Australia yang saya rasakan adalah kepedihan yang sangat mendalam yang tak terperikan ketika kita melihat negara kita di bom dimana secara logika kita merasakan bahwasanya tidaklah mungkin orang Islam sendiri yang melakukannya karena Islam tidak mengajarkan demikian, dan yang akan untung di balik peristiwa ini hanyalah Amerika (sebagaimana telah banyak para pakar yang menganalisa hal itu di media-media Indonesia). Masalah ini pun berdampak terhadap PM John Howard, yang pertama kali mendapat tentangan dari mayoritas masyarakat Australia atas dukungannya terhadap Amerika untuk menyerang Irak, sekarang berbalik mendukung John Howard agar menyerang Irak dengan alasan terorisme.
Kepedihan makin bertambah ketika salah seorang teman Indonesia yang mempunyai satelite (parabola) melihat para birokrat Indonesia tidak satupun yang membela Islam yang mana Islam merupakan notabene adalah agama mereka. Para petinggi Indonesia bahkan berusaha menjilat barat dengan pernyataan-pernyataan mereka yang memojokkan umat Islam atas peristiwa pemboman tersebut.
Sesungguhnya mereka para penjilat barat itu harus tahu, bahwasanya sesungguhnya mereka menjilat atau tidak, Islam sesungguhnya dari Ustad Basyir, sampai moderat seperti Amien Rais, atau kebarat-baratan seperti Matori mereka menganggap sama hinanya buat mereka. Dan maha benar Allah dengan segalah firmannya bahwasanya mereka tidak akan pernah ridho dengan Islam sebelum orang Muslim mengikuti i>milah/i> mereka. Dalam hal ini mengikuti agama mereka, kalau perlu tidak hanya identitas Islam nya saja yang hilang, tetapi juga agama Islam hilang dari permukaan bumi ini.
Pengalaman saya sejak 1989 bergaul dan hidup di negeri barat, mereka bilang bahwasanya barat tidak akan pernah cocok dengan Islam. Lalu kenapa sebagian kita yang muslim menjilat-jilat barat, kebarat-baratan hanya untuk mempertahankan kedudukan yang sementara. Barat dengan prinsip kapitalismenya tidak akan pernah berhenti untuk menguasai negara-negara kaya di dunia (yang umumnya penduduknya mayoritas muslim). Akan tiba saatnya ketika Indonesia lemah, dan kitapun akan dikuasai mereka secara fisik seperti yang terjadi di Afghanistan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sekarang bukan saatnya kita “hanya” berdoa, sekarang saatnya kita memperlihatkan identitas muslim kita. Kita harus berdiri bersama-sama berkata “Kita bukan bodoh dan kita tidak mau diperbodohi”. Kita harus sadar bahwasanya penghancuran terhadap Indonesia tidak akan pernah berhenti sampai mereka menguasai kita, dan sudah kewajiban kita untuk mempertahankan tanah air dan agama kita.