Santriwati kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ini mengungkapkan bahwa sebenarnya mereka tidak sedang libur sekolah. “Sebenarnya kami masuk sekolah, tapi kami izin untuk bersih-bersih dan Alhamdulillah diizini,” kata gadis asli Garut ini.
Pada Tabligh Akbar Garut, pesan-pesan persatuan menjadi salah satu topik utama yang disampaikan para pembicara.
Ibu Iffah mengaku aksi bagi sarapan di lokasi Tabligh Akbar Garut itu untuk menunjukkan bahwa umat Islam adalah bersaudara dan bisa bersatu.
Ulama Garut, KH Cecep Abdul Halim juga menilai, penolakan tersebut menimbulkan reaksi yang begitu luas dari kalangan umat Islam.
Mengambil dalil dari al-Qur’an, UBN menyebutkan bahwa kelak di akhirat orang yang bersatu wajahnya akan putih berseri-seri.
“Apa yang dibutuhkan panitia, tenda, sound system akan ditanggung oleh dana Pemerintah,” kata Bupati Rudi Gunawan.
“Maka kita hari ini harus menyatakan nahnu muslimuna qobla jamiah (kita adalah orang Islam sebelum berbicara organisasi),” kata tokoh Aksi 212 ini.
“Suatu saat anak-anak ini akan jadi generasi emas di negeri ini.”
Mereka yang hadir, katanya, atas dasar kecintaan terhadap ulama dan agama Islam.
“Dimana pun tempatnya, siapa pun juga penceramahnya, kita wajib mengamankan,” kata Kapolres Kabupaten Garut.