Oleh: Nugra Fatah
KOMPLIKASI konflik Suriah makin rumit dan tereskalasi selama 1 bulan terakhir. Tidak ada kawan abadi, semua kesepakatan dan sekutu dapat berubah seketika sesuai kepentingan masing-masing pihak. Dalam hal konflik Suriah, kepentingan Iran-Rusia, AS dan Turki terus saling kejar memanfaatkan proxy ISIS yang kini sudah hampir K.O. (knock out).
Turki mendukung penuh FSA (Free Syrian Army/Tentara Pembebasan Suriah) di utara membersihkan ISIS dan menekan YPG Kurdi serta Bashar Assad, sementara di Iraq, Turki dukung Peshmerga Kurdi untuk memisahkan diri, referendum, hal yang membuat Iraq marah, mengadu ke Negara Teluk sehingga menjadi salah satu penyebab diisolasinya Qatar.
Sementara FSA di selatan didukung penuh AS dan Yordania, juga untuk memblokir jalur Iran-Iraq-Suriah-Mediterania melalui kota di perbatasan Iraq-Suriah, yakni al-Tanf.
Baca: FSA: Milisi Iran Perkosa Wanita Aleppo, Teriakannya Diperdengarkan Lewat Pengeras Suara
Adapun dukungan AS di utara jatuh kepada YPG Kurdi untuk menaklukkan ibukota ISIS, Raqqa, hal ini juga berimbas, pemblokiran jalur Iran-Mediterania melalui Mosul-Raqqa-Aleppo-Lattakia.
Strategi utama Iran ialah pencapaian jalur darat dari Teheran ke Mediterania untuk meningkatkan pengaruh regional baik politik ekonomi dan militer. Hal ini menjadi ancaman bagi Eropa setelah Rusia di utara, dan lebih khususnya ancaman bagi negara-negara di Timur Tengah.
Tertutupnya dua jalur di Raqqa (utara) dan al-Tanf (selatan), alternatif terakhir bagi Iran ialah melalui jalur tengah yakni Teheran-Baghdad-Der Ezor-Palmyra-Damaskus-Lebanon. Hanya saja Der Ezor dan sekitarnya masih dikuasai ISIS, dan inilah yang sedang menjadi ajang perebutan berikutnya, sehingga beberapa hari lalu Iran show force menembakkan rudal balistik ke Der Ezor.
Konflik di wilayah utara sedang berlangsung antara YPG Kurdi mengepung Raqqa, namun di selatan Raqqa, pasukan Bashar al Assad, SAA (Syirian Arab Army) sedang berlomba dengan YPG memukul ISIS menuju Der Ezor di tenggara. Saling serang antara YPG-SAA pun terus berlangsung hingga AS menjatuhkan pesawat Assad yang membuat Rusia marah. Sementara di wilayah selatan SAA sedang berhadapan langsung dengan ISIS menuju Der Ezor.
Taktik SAA mulai dijalankan 2 hari terakhir dengan memblokir akses darat YPG dari utara Aleppo ke Raqqa. Sebelumnya SAA bersekutu dengan YPG, namun dengan mulai hancurnya ISIS, YPG menjadi ancaman Bashar Assad berikutnya. Bahkan kini SAA-Iran mulai mendorong Turki untuk memukul YPG yang sebelumnya dilindungi SAA. Perhari ini Turki sudah melakukan mobilisasi besar melanjutkan Operasi Euphrat Shield tahap II, hal ini akan membuat Trump semakin berang terhadap Turki, meminjam Arab memukul Qatar, sekutu Turki.
Pada wilayah oposisi FSA, konflik keras sedang berlangsung di Daraa, Damaskus Selatan berbatasan dengan Yordan-Israel.
Selama 2 bulan sebelumnya oposisi berhasil memenangkan banyak pertempuran dan mengusir SAA di beberapa titik kota. Namun sekarang menjadi target operasi militer, sudah sepekan hujan ratusan rudal pesawat dan serangan darat ke wilayah oposisi gabungan HTS-Ahrar Syam namun SAA selalu gagal bahkan rugi besar beberapa hari terakhir dengan tewasnya puluhan pasukan Assad dibantu milisi Syiah Iran. Tidak ada tujuan strategis pada pertempuran ini selain untuk memperluas wilayah masing-masing di Suriah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Adapun wilayah Idlib, daerah terluas yang dikuasai oposisi saat ini menjalani hidup sehari-hari dan ibadah dengan tenang, setelah sebelumnya Turki berhasil melobi Rusia (sekaligus Bashar al Assad) untuk menghentikan pengeboman di wilayah-wilayah oposisi, dengan syarat oposisi pun berhenti ekspansi menyerang wilayah Assad. Hal ini juga yang mungkin membuat AS-Arab tidak menyukai proposal Turki karena dianggap menguntungkan Assad, sekali lagi Qatar menjadi korban.
Sudah 6 tahun perang Suriah tampaknya belum akan menunjukkan titik terang karena negara-negara besar semakin terjerembab ke dalam kubangan konflik yang semakin tereskalasi, namun korban pastinya ialah warga sipil umat Islam yang berjuang dipengungsian. Pada penghujung Ramadhan ini mari kita doakan untuk keselamatan dan kemenangan umat Islam di seluruh dunia. Hasbunallahu wanimal wakil.*
Penulis sejarah, pengamat politik Timur Tengah. Twitter @nugrazee