Hidayatullah.com–Seorang dai mesti memiliki komitmen tinggi terhadap etika Islam dan adab-adab dalam berdakwah, karena hal prinsip dalam berdakwah adalah menjaga akhlak yang mulia.
Apalah arti ilmu yang mumpuni, hafalan yang banyak, kemampuan yang hebat dalam berdakwah, jika semua itu dibungkus dengan perilaku yang tidak baik hanya akan melahirkan antipasti dari umat.
“Akibatnya umat Islam justru antipasti dan resisten terhadap dakwah Islam dan kemuliaan syariah Islam,” demikian ungkapan yang paling diingat oleh para kader Hidayatullah dari sosok Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah, Ustadz Hasan Rofidi (50 tahun) belum lama ini.
Sebagai mantan Ketua Departemen Pengkaderan Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, sosoknya yang dikenal antusias mengurus pengkaderan dikenal banyak koleganya.
Namun, atas kehendak-Nya, sosok dai yang murah senyum itu kini telah tiada. Keluarga besar Ormas Islam Hidayatullah berduka dengan wafatnya salah satu kader terbaik asal Jawa Timur di RSUD Cibinong Selasa (12/04/2016) usai mengeluh sakit kepala dan berpamitan keluar ruangan dalam sesi penutupan rangkaian rapat Dewan Mudzakarah Hidayatullah.
Hasan Rofidi adalah sosok dai senior yang sejak lulus dari IKIP Surabaya langsung aktif dakwah dalam masa perintisan Pesantren Hidayatullah Surabaya. Terhadap kiprah dakwahnya banyak para senior Hidayatullah yang mengakui eksistensinya.
Pimpinan Umum Hidayatullah, Ustadz Abdurrahman Muhammad menyatakan kesaksiannya akan sosok yang pernah bertugas merintis Pesantren Hidayatullah di Semarang ini.
“Saya turut berbelasungkawa dan merasa kehilangan. (Sebab) beliau adalah salah satu kader terbaik. Apalagi, selama beberapa tahun terakhir, saat almarhum menangani Hidayatullah Training Center (HiTC) luar biasa mobilitasnya. Sepanjang delapan kali HiTC menggelar training hanya dua kali saya tidak bertemu dengan beliau,” ungkapnya di Pesantren Hidayatullah Depok Selasa (12/04/2016).
“Beliau juga seorang kepala rumah tangga yang baik. Telah melahirkan putra terbaik juga, penghafal Qur’an. Saya merasa iri juga, karena beliau meninggal dalam keadaan menjalankan tugas dakwah. Ini yang selalu juga saya cita-citakan. Semoga Allah menerima segala amal ibadah beliau,” imbuhnya.
Sementara itu, sahabat seperjuangan Hasan Rofidi di Pesantren Hidayatullah Surabaya, Abdullah Ihsan tidak sanggup melontarkan kata-kata.
“Ustadz Hasan ini teman saya di Surabaya, mudah-mudahan semua amal ibadahnya diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala dan diampuni segala dosa-dosanya,” ungkapnya sembari mengusap air mata.
Antusias dalam setiap tugas
Ketua Umum Hidayatullah, Nashirul Haq mengenal Hasan Rofidi sebagai sosok yang sangat antusias dalam menjalankan tugas.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Detik-detik sebelum beliau jatuh sakit, masih sempat menyampaikan pemikiran-pemikiran, gagasan-gagasan dan konsep-konsep, yang beliau susun sebagai Ketua Majelis Dewan Murabbi Dewan Mudzakarah yang menjadi bahan perkaderan,” paparnya.
“Kurang lebih 3 sampai 4 tahun ini, saya bersama beliau berdampingan ke berbagai daerah, mengisi training marhalah wustho, saya menyaksikan beliau adalah seorang instruktur, seorang murabbi yang ideolog, yang patut menjadi teladan bagi para kader-kader,” imbuhnya.
Menurut Nashirul Haq, Ustad Hasan dikenal antusias dengan setiap tugas, terutama dalam hal perkaderan.
اِنّا لِله وَاِنّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْن…
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَه وَارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه