SEMAKIN kerasnya kehidupan, begitu dirasa orang banyak, memaksa warga masyarakat, terutama para pencari nafkah, untuk semakin giat dan bekerja keras.
Terkadang, karena alasan itu, banyak faktor yang harus diabaikan. Keselamatan dalam berlalu lintas, misalnya, bukan lagi menjadi pertimbangan utama. Melainkan efektivitas dalam ‘mencari sesuap nasi’ yang dikedepankan.
Seseorang kedapatan awak hidayatullah.com tengah mengendarai sepeda motor dengan muatan penuh. Sejumlah sangkar burung yang tampaknya masih baru diboncengnya, diikat di jok belakang. Dan ia melaju di tengah keramaian Jl Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2017) pagi.
Baca: Jangan Tiru ‘Adegan’ Ini
Pada kesempatan lain, seorang pria membawa berbagai jenis barang yang ditumpuk di atas roda dua jenis bebek di perempatan Jl MT Haryono-Jl Otista Raya-Jl Dewi Sartika, Jakarta Timur, 9 Oktober 2017. Barang bawaan pria itu terlihat lebih besar dari ukuran gabungan kendaraan dan pengemudinya. Enggak keberatan apa ya?
Lain lagi. Sebuah mobil pick up melaju di Jl Raya Kalimulya, Depok, Jawa Barat, dengan muatan penuh, berisi puluhan karung barang-barang bekas. Saking penuhnya muatannya, ban belakangan kendaraan itu tampak kempes, dijepret hidayatullah.com, 30 September 2017. Sang pengemudi begitu laju mengemudikan mobilnya. Hemm, kayaknya kejar setoran nih….
Pada 10 Oktober lalu, seorang pengendara roda dua melaju di Jl Raya Pasar Minggu, dengan muatan penuh di kursi belakang dan di depannya; berkotak-kotak kardus entah apa isinya. Utamakan keselamatan ya!
Sehari sebelumnya, seorang pria lain membawa jualannya sambil berjalan kaki, kedapatan oleh media ini di Jl MT Haryono, dekat Stasiun Cawang. Sebenarnya pria ini membawa sepeda, tapi mungkin karena sepedanya penuh muatan, ia terpaksa menuntunnya saja. Semangat cari nafkah ya, Pak!
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Berbagai pemandangan sejenis bukan lagi barang langka ditemui di kota-kota metropolitan maupun kota-kota lainnya. Suatu hal yang mungkin bisa saja dimaklumi.
“Namanya juga usaha,” begitu biasa dalih orang-orang. Gambar-gambar ini dijepret dengan kamera ponsel.*