ADA pertemuan, ada perpisahan. Begitu pula bagi jamaah haji tahun 1438 H/2017 ini.
Hari tasyrik sudah berakhir pada tanggal 13 Dzulhijjah (Senin, 4 September 2017), atau akhir dari mabit di Mina bagi jamaah haji yang mengambil nafar tsani.
Namun demikian, suasana Masjidil Haram di Makkah masih terlihat begitu ramai, dipenuhi jutaan jamaah haji dari seluruh dunia, terpantau pada hari ini, Selasa (05/09/2017).
Dalam foto-foto yang dijepret untuk hidayatullah.com, Selasa pagi-siang waktu Arab Saudi, tampak para jamaah bertawaf mengelilingi Ka’bah.
“Sebagian ada yang thawaf ifadah dan yang ingin meninggalkan Makkah pada melaksanakan thawaf wada’,” ujar Ismail langsung dari Masjidil Haram kepada media ini.
Ada sebagian jamaah haji yang mengakhirkan thawaf ifadah, salah satu rukun haji, jelasnya. Dan thawaf wada’ (perpisahan) adalah akhir dari segala proses haji ketika jamaah ingin meninggalkan Kota Makkah.
“Semua lantai (Masjidil Haram) masih terlihat padat,” ujarnya, menerangkan foto-foto ini yang dia jepret mulai sekitar pukul 09.32 waktu setempat.
Ada pemandangan yang bisa dibilang baru pada musim haji kali ini. Baik di lantai utama -bagian bawah, maupun lantai-lantai atas hasil perluasan bangunan Masjidil Haram, banyak jamaah yang menggunakan payung.
Sebenarnya, kata Ismail, sebelumnya payung tidak bisa dibawa masuk ke Masjidil Haram oleh jamaah walaupun cuaca panas. Namun berbeda dengan saat ini.
“Yang saya dengar, sebelumnya payung enggak bisa (dibawa) masuk. Tapi sekarang bisa,” ungkapnya.
Sepertinya karena cuaca yang begitu panas.
Suhu di Makkah pada siang hari ini waktu setempat, sebut Ismail, mencapai 41 derajat.
Lihat juga: Foto Suasana Haji 1438 H: Lempar Jamarat
Bagi kaum Muslimin, berjumpa dengan Ka’bah sungguh penuh keistimewaan. Berpisah dengannya pun menyisakan kesan mendalam.
Thawaf wada’ merupakan kewajiban bagi jamaah haji sebelum berpisah dengan bangunan suci Ka’bah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Thawaf wada’ adalah sebagai penghormatan terakhir pada Masjidil Haram. Jadinya thawaf ini adalah amalan terakhir (dalam ibadah haji) bagi orang yang menjalankan haji sebelum ia meninggalkan Makkah. Tidak ada lagi amalan setelah itu,” ungkapnya.
Lantas Ismail mengutip sebuah Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari Ibnu ‘Abbas ia berkata,
.أُمِرَ النَّاسُ أَنْ يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِمْ بِالْبَيْتِ ، إِلاَّ أَنَّهُ خُفِّفَ عَنِ الْحَائِضِ
“Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinya adalah di Baitullah (dengan thawaf wada’. Red) kecuali hal ini diberi keringanan bagi wanita haidh.” (HR Bukhari nomor 1755 dan Muslim nomor 1328).
Semoga para jamaah meraih predikat sebagai haji mabrur!*