ISLAM adalah satu-satunya agama yang menyeru terhadap ketuhidan. Keindahannya dapat dirasakan oleh mereka yang menganutnya. Islam tegak karena memang dia datang untuk menyalamatkan manusia dari teori-teori bohong yang yang justru merendahkan derajat manusia manusia itu sendiri. Wanita diangkat derajatnya oleh Islam, para budak yang awalnya dihinakan, lebih mulia bersama Islam secara sosial. Ia lebih berwibawa.
Padahalnya, sebelum Rasulullah diutus untuk menyerukan kalimat tauhid masyarakat Quraisy berada dalam kebodohan (jahiliah). Keadaan inilah yang menyebabbkan tindakan mereka tidak terkontrol. Dan pada saat Nabi Muhammad datang dengan genggaman kalimat syahadat perubahan peradapan mereka sangat drastis. Tindakan mereka dapat diarahkan dan akhirnya tidak ada lagi pembunuhan, perampasan, pemerkosaan dan saling tunding menunding antar sesame.
Dalam kehidupan manusia manusia memiliki peran yang amat penting, selain makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, mereka juga memiliki gelar khusus yang tidak pernah dimiliki oleh makhluk lain.
Adapun di antara gelar yang mereka sandang adalah Al-mukarram yang memiliki arti mulia, mereka memiliki pedoman husus untuk mengantarkan kinerja anggota tubuh mereka sesuai dengan cara dan fitrahnya masing-masing. Dengan mulut yang mereka miliki selalu berbicara jika waktunya tiba, dengan tangannya mereka memegang jika memiliki hak dan dengan matanya mereka melihat jika objeknya tepat, begitu pula dengan anggota tubuh lain yang mereka miliki, mereka selalu menggunakannya pada sasaran yang tepat. Begitulah keadaan Insan Kaffah dalam pandangan yang sebenarnya, mereka tidak semena-mena melaksanakan tugas sebagai khalifah di dunia, mereka menggerahkan seluruh daya dan kemampuannya untuk mencapai tugas atau amanah mulia yang disandangnya.
Namun apakah gelar kemuliaan itu dapat dimiliki oleh setiap individu, seperti kita?
Dalam kehidupan ini kita dituntut untuk memilih, karena sejatinya hidup ini adalah pilihan. Dan untuk mendapatkan sebuah pilihan yang tepat maka kita diharuskan menggunakan akal untuk berfikir, sehingga ahirnya kita akan menemukan arah jalur yang tepat untuk melaksanakan tujuan hidup yang sebenarnya.
Berikut adalah sebuah sedikit catatan yang akan membahas tentang pelaksanaan tugas kehalifahan manusia, yang pada hakikatnya mereka telah meng-iqrarkan dirinya dengan ucapan dua kalimat syahadat untuk senantiasa menjaga dan memelihara dunia ini agar terus berkembang secara teratur bukan untuk merusaknya, karena jika pelaksanaan tugas kehalifahan tidak dicapai maka dunia akan berkembang tapi tidak selaras hingga akhirnya kesatabilan menjadi lemah dan akibatnya terjdilah goncangan-goncangan dahsyat yang tidak diinginkan
Namun dewasa ini eksplisitas penduduk madani semakan terpuruk seiring dengan kesenjangan sosial yang sekuler, Islam hanya dianggap sebagai seremonial saja tanpa tindakan pasti untuk melaksanakan tugas-tugas insan beragama.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa setiap manusia yang beru dilahirkan berada dalam keadaan fitrah, yakni mereka tidak memiliki tuntutan untuk melaksanakan tugas-tudas keagamaan. Mereka tidak terikat pada garis-garis wajibat, muhramat dan makruhat. Seperti apapun dan bagaimanapun tingkah dan tindakan yang mereka perbuat tidak mendapat nilai negatif, itulah arti fitrah yang sebenarnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun dari segi horologi logisnya manusia akan mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya umur yang mereka jalani. Mereka akan bertemu dengan masa yang pada saatnya mereka harus melaksanakan tugas-tugas penting dalam rangka mengaplikasikan ranah hidup yang sebenarnya. Mereka akan diperkenalkan pula dengan istilah-istilah wajib, haram dan sunnah untuk menyetarakan fitrahnya sebagai insan beragama.
Dari inilah sangat jelas bahwa untuk melaksanakan keteraturan hidupnya, mereka memiliki suatu tuntutan yang harus dilaksanakan dalam rangka membentuk suatu populasi hidup yang damai dan sejahtera tentunya dengan melaksanakan fungsi-fungsi dari arti kalimat syahadat secara konprehensip.*/Moh. Khotibul Umam, bersambung