Ketika selesai menunaikan shalat di hari raya, di benak Imam Malik hatinya berkata,”Hari ini Ibnu Syihab tidak memiliki kesibukan”.
Akhirnya Imam Malik pun segera menuju rumah Ibnu Syihab Az Zuhri dan duduk di depan pintunya.
“Lihat siapa di depan pintu!”, kata Ibnu Syihab kepada budaknya.
“Budak Anda, Malik”, jawab si budak.
“Aku tidak melihatmu pulang ke rumahmu?” Tanya Ibnu Syihab setelah mengizinkan masuk, Imam Malik.
“Tidak”, jawab Malik.
“Apakah engkau sudah makan?” Tanya Ibnu Syihab.
“Belum”, jawab Malik.
AKhirnya Ibnu Syihab Az Zuhri pun menghidangkan makanan, namun Imam Malik menolaknya.
“Saya tidak sedang membutuhkannya”, kata Imam Malik.
“Lantas apa yang engkau inginkan?” Tanya Az Zuhri takjub.
“Sampaikan hadits kepada saya”, jawab Malik.
Kemudian Az Zuhri pun mengeluarkan lembarannya dan menyampaikan 40 hadits kepada Malik.
“Tambah lagi”, kata Malik setelah selesai memperoleh 40 hadits.
“Jika engkau meriwayatkan hadits-hadits ini, maka engkau termasuk hafidz”, jawab Az Zuhri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Aku telah meriwayatkannya”, jawab Malik.
Ibnu Syihab pun mengambil lembaran catatan hadits dari Imam Malik, kamudian mengatakan,”Sampaikanlah hadits!”
Imam Malik pun menyampaikan hadits dari hafalannya. Lantas Ibnu Syihab Az Zuhri mengatakan,”Berdirilah, engkau termasuk cawan ilmu”. (Tartib Al Madarik, 1/121,122)