Hidayatullah.com–Berpakaian hitam dengan bayi di pangkuannya, seorang wanita duduk di tanah menggoyangkan sebuah kardus kotak di luar pintu masjid di Riyadh.
Dia mengatakan dia berasal dari wilayah Jazan bagian selatan yang berbatasan dengan Yaman dan mengemis setiap hari nya di luar masjid di sebuah pemukiman yang penuh dengan pekerja imigran.
Banyak lelaki Asia Selatan yang hadir di masjid merupakan buruh dengan bayaran kecil tetapi mereka tetap menyisihkan satu riyal untuk dia. Kotak kardus itu dengan cepat penuh segera setelah sholat selesai.
Beramal adalah salah satu prinsip dalam Ramadhan, bulan suci Islam di mana Muslim di seluruh dunia berpuasa dari fajar hingga senja.
Setiap Ramadhan, yang tahun ini dimulai pada 6 Juni, lebih banyak pengemis yang memenuhi jalanan Arab Saudi.
Tetapi tahun ini sebuah lembaga amal terkemuka memperingatkan warga Saudi agar menyalurkan amal mereka melalui cara lain.
Alwaleed Philanthropies, lembaga amal milik pengusaha jutawan Pangeran Alwaleed Bin Talal, mengatakan mengemis mempunyai kaitan dengan “geng jalanan” dan penyalahgunaan.
“Kasus mengemis meningkat 50 persen pada bulan Ramadhan,” organisasi itu mengatakan dalam sebuah pernyataan di sela-sela pengumuman kampanye mereka, dikutip saudigazette.com, Sabtu (25/06/2016).
Mereka juga memperingatkan bahwa memberi uang pada pengemis “hanya akan menghidupkan terus masalah”.
Organisasi itu mengatakan kenyataannya pengemis jalanan berkaitan dengan tindakan seperti “pemalsuan cacat” dan mengambil keuntungan dari anak kecil, dan lebih dari 700 juta Saudi (187 juta dollar) dihasilkan oleh pengemis setiap tahunnya. Kampanye yang mereka lakukan yaitu memberikan website untuk mengarahkan orang-orang pada “amal yang benar”.
Di suatu tempat di Riyadh, anak laki-laki dengan membawa cairan pembersih dan gabus menawarkan pelayanan mereka sebagai pembersih kaca sebagai bentuk mengemis di lampu-lampu merah.
Anak kecil dari Asia Selatan, Afrika Timur dan Yaman “dipaksa menjadi buruh sebagai pengemis dan penjual jalan, difasilitasi oleh geng kriminal,” Laporan Perdagangan Manusia 2015 Departemen Luar Negeri AS mengatakan dari Arab Saudi.
Pada 2013 otoritas berwenang Saudi menangkap lebih dari 8.000 orang karena mengemis – 70 persen dari mereka merupakan pendatang.
Bagaimanapun juga, antara April dan Desember pada tahun itu hanya satu orang yang didakwa melakukan pemaksaan pada orang lain untuk mengemis, laporan AS itu mengatakan.
Banyaknya kehadiran pengemis yang berasal dari luar Arab Saudi dikarenakan peran negara itu sebagai sebuah destinasi bagi jamaah Muslim.
Jutaan jamaah dari seluruh dunia mengunjungi Arab Saudi setiap tahunnya untuk berHaji dan melakukan Umrah, yang populer saat Ramadhan.
Badan amal Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Anak (UNICEF) telah mengatakan bahwa banyak keluarga miskin yang memasuki Arab Saudi melalui visa naik haji tingfal secara ilegal dan menjadi pengemis, atau meninggalkan anak mereka supaya mengemis dan mengirim uang mereka ke rumah. Banyak pengemis yang bisa ditemui di kota suci Makkah dan di Masjidil Haram, situs Islam paling suci.
Kebanyakan dari mereka wanita yang berasal dari Arab, Asia dan Afrika, seringkali ditemani oleh anak kecil.
Para pengemis enggan untuk berbicara dan berusaha menghindari otoritas berwenang setempat yang ditempatkan di area itu untuk menangkap mereka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa kilometer dari Masjidil Haram, AFP berbicara pada salah satu pengemis yang sedang duduk di luar sebuah mini market. Dia mengenalkan diri dengan nama Ummu Muhammad dan mengatakan dia datang dari Chad tujuh tahun lalu sebagai jamaah haji.
Dia tidak pernah pergi.
“Orang-orang baik gemar memberi orang yang miskin dan membutuhkan. Kami miskin,” kata Ummu Muhammas. “Kami mengambil apa yang kami butuhkan untuk hidup dan mengirim sisanya pada keluarga di Chad.”
Dia mengatakan dia menerima 30-60 riyal pada hari biasa. Dalam sebuah pendapatannya dapat mencapai 5.000 Riyal Saudi (1.300 dollar), bahkan bisa lebih jika musim haji.
Di perempatan yang besar di Riyadh, seorang wanita berpakaian hitam berjalan pelan di antara barisan mobil dengan mengangkat jari, berharap uluran tangan di siang hari yang panasnya mencapai 40 derajat celcius.
Dia mengatakan pada AFP dia berasal dari Makkah, dan baru saja mengemis.
“Saya baru saja datang hari ini,” kata dia, menggemgam satu riyal yang baru saja dia dapatkan dari pengemudi taksi yang lewat.*/ Nashirul Haq AR