Hidayatullah.com– Untuk mendukung terbentuknya kebiasaan, budaya, dan mental berbisnis di kalangan anak-anak didik bangsa Indonesia, perlu ada setidaknya dua langkah yang harus dilakukan.
Pertama, jelas Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas, memberikan pelajaran dan pengetahuan tentang bisnis kepada anak-anak didik sedini mungkin minimal.
“Sejak sekolah dasar kelas satu sampai ke perguruan tinggi (mahasiswa, Red),” imbuhnya kepada hidayatullah.com di Jakarta, Senin (02/07/2018) lewat penyataan tertulisnya.
Kedua, menciptakan aura dan kondisi serta praktek berdagang dan berbisnis di kalangan anak-anak didik, baik di sekolah dan atau di luar sekolah.
Untuk itu, terang Anwar, minimal sekali dalam seminggu dalam rentang waktu istirahat, sekolah menyelenggarakan apa yang disebut dengan “bisnis atau market day“, dengan mempersilahkan anak-anak didik untuk berdagang di kantin atau di halaman sekolah.
Baca: Ketua PP Muhammadiyah: Kesenjangan Ekonomi Jangan Dianggap Enteng
“Jadi pada hari-hari tersebut, yang berdagang di kantin atau di sekolah bukan bapak-bapak dan atau ibu-ibu yang sudah biasa berjualan di sana, tapi adalah anak-anak didik kita,” sebutnya.
Bila ini bisa dilakukan, di samping ada pemberian wawasan tentang ekonomi dan bisnis di kelas, berarti anak-anak didik tersebut akan punya pengalaman berdagang dan berbisnis 50 kali dalam setahun.
“Tamat SD dia punya pengalaman 300 hari berbisnis. Tamat SLTA dia punya pengalaman 600 hari berbisnis, dan tamat perguruan tinggi dia punya pengalaman 800 hari berbisnis,” ungkapnya.
Bila ini bisa dilakukan, maka tentu dalam diri anak-anak didik tersebut akan terbentuk mentalitas baru yang disebut dengan entrepreneurship mentality dan atau intrapreneurship mentality.
Baca: Salimah Dorong Para Muslimah Melejitkan Bisnisnya sesuai Rambu-rambu
“Bila ini yang terjadi pada diri anak-anak didik kita, maka tentu produktivity dari anak-anak bangsa ini akan meningkat. Dan bila produktivity kita sebagai bangsa meningkat, maka tentu negeri ini akan menjadi negeri yang kuat, mandiri, dan maju,” jelasnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Tetapi yang menjadi persoalan, ungkapnya, maukah elemen-elemen bangsa ini dan atau pemerintah mengambil langkah-langkah yang bersifat struktural dan kultural ini ke dalam dunia dan proses pendidikan yang disekenggarakannya?
“Jawabnya, menurut saya harus mau, kalau kita ingin negeri ini menjadi negeri yang kuat, mandiri, dan maju,” pungkasnya.*