Hidayatullah.com– Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB) Dr Zainul Majdi memberikan ulasan terkait tahapan jati diri manusia sebagai umat Islam.
“Al-Qur’an menjelaskan perihal ini kepada kita semua. Secara individu, Allah menyebut kita sebagai al-insan yang artinya penuh keterbatasan, lemah, penuh ketidakberdayaan, mudah berkeluh kesah, bahkan zalim daindin jahil,” urainya di hadapan peserta Rakernas III Hidayatullah di Pendopo Gubernur NTB, Mataram, Sabtu (02/12/2017).
Oleh karena itu, umat Islam jangan berhenti pada makna diri sebatas insan.
“Al-insan menunjukkan bahwa sebagai pribadi tidak satu pun manusia di dunia ini, setinggi apapun jabatannya, seluas apapun ilmunya, bisa bekerja sendiri, tidak pernah ada,” tegasnya.
Di sini umat Islam perlu memahami konsep berikutnya, setelah al-insan adalah an-nas.
“Tetapi kala Allah menyebut manusia dengan an-nas, mulai terasa potensi dan kekuatan dari individu-individu yang ada. Tidak ada lagi kelemahan, justru yang hadir adalah gerak dan semangat,” paparnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan terkait iman sebagai energi puncak manusia.
“Pada puncaknya adalah amanu (orang-orang yang beriman). Itulah puncak energi yang istimewa yang harus disadari oleh umat Islam, agar kelemahan diri, gerak, dan semangat bisa diarahkan menjadi kekuatan besar menciptakan maslahat bagi kehidupan. Inilah tantangan orang-orang beriman,” jelasnya.*
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Baca: Penghinaan terhadap Gubernur NTB, TGB Zainul Majdi: Sabar!